Balai Konservasi SDA Riau Tahan Pemasang Jerat Harimau

Kamis, 27 September 2018 05:00 WIB

Jerat Mengancam Harimau Kerinci Seblat

TEMPO.CO, Pekanbaru - Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau mengevakuasi seekor Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) yang ditemukan mati terlilit tali jeratan di Desa Muara Lembu Kuatansingingi, Riau. Petugas turut menahan seorang pria yang membuat jerat tersebut.

Baca juga: 2 Generasi Harimau Sumatera Terekam, Bisa Berkembang Kayak Kucing

"Kami bawa satu orang pelaku yang membuat jerat itu," kata Kepala Bidang Wilayah I BKSDA Riau, Mulyo Hutomo, kepada Tempo, Rabu, 26 September 2016.

Hutomo mengatakan, pelaku merupakan seorang penjaga kebun tidak jauh dari lokasi kejadian. Namun pelaku sengaja membuat jerat untuk menangkap babi.

"Tujuannya untuk menangkap babi, bukan harimau," tukasnya.

Advertising
Advertising

Harimau ditemukan mati di dalam semak dalam kondisi tergantung di tepi jurang. Jeratan yang terbuat dari tali nilon itu melilit pinggang harimau betina dewasa itu.

Hutomo mengatakan, lokasi penemuan jasad harimau itu masih dalam kawasan Lanscape Suaka Margasatwa Rimbang Baling yang menjadi habitatnya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam wilayah Riau Suharyono menjelaskan sebelumnya petugas BKSDA wilayah I telah menerima laporan dari masyarakat tentang adanya seekor harimau betina dewasa terjerat di perbatan dua desa itu pada Selasa kemarin, 25 September 2018, sekira pukul 10.30 siang. Tim Rescue BKSDA kemudian segera mendatangkan lokasi yang berjarak 2 jam perjalanan menggunakan roda dua.

"Tim menyisir lokasi sampai pada titik jerat," jelasnya.

Namun setibanya di lokasi kata dia, petugas tidak lagi menemukan harimau yang terjerat itu, tetapi petugas menemukan dua jerat yang terbuat dari tali nilon.

Petugas kemudian melakukan pemeriksaan di sekitar kawasan, tetapi tidak menemukan adanya aktifitas manusia di area jeratan itu. Lantaran hari telah gelap, petugas memutuskan untuk mencari keberadaan harimau esok harinya.

"Tim memutuskan kembali melakukan penyisiran keesokan harinya," ujarnya.

Baca juga: Jejak Harimau Sumatera Ditemukan di Area Perkebunan Sawit Riau

Sekira pukul 12.30 siang tadi, Rabu, 26.September 2019, petugas kembali menyisir lokasi untuk mencari keberadaan harimau tersebut. Namun petugas justru menemukan harimau telah mati dalam semak dengan posisi tergantung di tepi jurang.

Suharyono menduga harimau tersebut berhasil melepaskan diri dari jeratan, namun tali yang membelitnya tersangkut lalu membelit pinggangnya dan tergantung di tepi jurang.

"Tali jerat membelit pinggangnya sehingga menggantung di tepi jurang dan membuatnya mati," katanya.

Berita terkait

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

5 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

5 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

8 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

12 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

17 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

17 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

23 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

34 hari lalu

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

35 hari lalu

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus mendorong tercapainya target 30 persen perluasan kawasan konservasi di tahun 2045.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

36 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya