Rumah Tahan Gempa Rp 15 Juta Mulai Berdiri di Lombok Utara

Reporter

Tempo.co

Editor

Elik Susanto

Kamis, 6 September 2018 21:18 WIB

Model rumah tahan gempa di Merapi. Foto: Sunaryo

TEMPO.CO, Lombok Utara - Hujan mulai turun di beberapa lokasi bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Meski belum lebat, hujan bakal menimbulkan masalah baru bagi pengungsi, terutama anak-anak yang tinggal di tenda-tenda. Mereka mudah terserang penyakit. Solusi tempat tinggal permanen buat mereka sangat dibutuhkan.

Baca: Pengungsi Gempa Lombok Keluhkan Minimnya Air Bersih

Di Kabupaten Lombok Utara, ratusan rumah rusak akibat gempa pada Juli 2018. Bagi pemilik rumah, kondisi rusak sedang maupun berat tidak ada bedanya. Sama-sama tidak bisa ditempati dan menimbulkan trauma. Penduduk masih khawatir gempa yang bertubi-tubi dalam sebulan tiba-tiba kembali mengguncang. Karena itu mereka memilih tinggal di tenda pengungsian.

Saat ini sudah berdiri rumah sebanyak 80 unit di Desa Obel-Obel, yang dibangun secara gotong-royong. Adapun di Dusun Orong Rumput, Desa Wedana pembangunannya baru memasuki persiapan untuk 230 unit rumah. Rumah tahan gempa tersebut berbahan kayu untuk rangka dan dinding dasar batu bata setinggi 60 sentimeter. Selebihnya, dinding rumah terbuat dari bambu yang dianyam atau gedek.

Model rumah tahan gempa di Merapi. Foto: Sunaryo

Ukuran rumah sederhana permanen tersebut 6 x 6 meter. Beratap seng dan berlantai semen. Cukup untuk satu keluarga yang terdiri dari suami istri dan dua anak. Proses pembuatannya dilakukan secara gotong-royong. Bahan bangunan sebagian mendaur ulang rumah lama. Waktu pengerjaan tergolong cepat, hanya tiga hari.

Biaya cukup murah, yaitu Rp 15 juta per unit. Proses pembuatannya cepat. Setiap rumah yang bisa diselesaikan tiga hari, jumlah pekerjanya pun hanya 4 orang untuk satu unit.

Selain tempat tinggal, pengungsi juga menghadapi persoalan air bersih. Sumur mendadak mengering setelah lindu. Warga mengandalkan kiriman dengan truk tangki dua hari sekali. Karena pasokan air setiap desa terbatas, penduduk harus berhemat. Mandi cukup sekali dalam sehari, selebihnya air diutamakan untuk dikonsumsi.

Baca: Korban Gempa Lombok, Bangkit dengan Keripik Pisang dan Rengginang

Kegiatan pendidikan belum pulih. Murid sekolah dan santri pondok pesantren tidak bisa belajar karena gedung tempat belajarnya roboh. Kesulitan sudah sedikit tertangani. Bantuan dari berbagai kalangan telah berdatangan. Sejumlah lembaga mengambil bagian memulihkan keadaan. Salah satunya Johari Zein Foundation bersama Baitul Maal Muamalat, yang konsentrasi membantu memulihkan kondisi bencana di Lombok Utara.

Advertising
Advertising

Lembaga tersebut memprioritaskan kebutuhan penduduk yang paling mendesak. "Ada lima program yang dijalankan, membangun tempat tinggal, pengadaan air bersih dan sanitasi, mengatasi sampah, menghidupkan roda ekonomi dan membangun tempat ibadah serta sekolah,” kata Andrianto, Direktur Johari Zein Foundation dalam rilisnya yang diterima Tempo, Kamis, 6 September 2018.

Menurut Andrianto, pembangunan masjid dengan rangka baja kelar dalam waktu 5 hari. Di dekat masjid juga dibangun 2 ruang kelas untuk belajar anak-anak usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar. “Kami bekerja cepat membangun rumah warga di kawasan gempa. Model rehabilitasi ini sudah kami terapkan di tempat lain, seperti di Yogyakarta dan Mentawai”. Di seluruh Lombok, kata Andrianto, sudah berdiri sekitar 1.900 unit rumah permanen bantuan donatur.

Catatan:
Keterangan foto dalam artikel ini sudah diperbaiki pada Kamis, 13 September 2018, sehubungan dengan adanya kekeliruan penulisan. Semula caption foto tertulis rumah tahan gempa di Lombok Utara foto: Dok.Joko Intarto. Seharusnya model rumah tahan gempa di Merapi foto: Sunaryo. Kami mohon maaf atas kesalahan ini.

Berita terkait

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

6 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

15 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

3 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

3 hari lalu

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

4 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

4 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

4 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya