Seminar Sejarah Sriwijaya, Ini 7 Butir Rekomendasinya

Reporter

Tempo.co

Editor

Ali Anwar

Kamis, 9 Agustus 2018 19:32 WIB

Sekretaris Tim Perumus Seminar Kesejarahan Sriwijaya dan Poros Maritim Dunia Farida Ratu Wargadalem menyerahkan rekomendasi seminar kepada Kepala Sub Direktorat Geografi Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Widiatmoko, di Hotel Aryaduta, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, 8 Agustus 2018. Tempo/Ali Anwar

TEMPO.CO, Jakarta - Seminar Sejarah Sriwijaya dan Poros Maritim Dunia di Palembang, Sumatera Selatan, merekomendasikan tujuh butir yang perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah dan sejarawan. “Pertama, perlu pembentukan pusat studi Sriwijaya,” kata Sekretaris Tim Rekomendasi Farida saat membacakan hasil rumusan di Hotel Artaduta Palembang, Rabu, 8 Agustus 2018.

Baca juga: Kembalikan Poros Maritim, Hilmar: Dirikan Pusat Studi Sriwijaya

Enam butir lainnya adalah perlu dilakukan penggalian sumber-sumber asing di berbagai negara; perlu peraturan daerah yang mengatur tentang penyelamatan cagar budaya; perlu penguatan tindakan penyelamatan cagar budaya dan lingkungan;

Perlu pengkajian nilai-nilai budaya komunitas indigenous; perlu penyebarluasan pengetahuan sejarah melalui teknologi dan media digital; perlu pengkajian lebih intensif tentang kemaritiman. Perumus lainnya adalah Kasijanto Sastrodinomo (Ketua), dengan anggota Agus Widiatmoko, Didik Pradjoko, Budi Wiyana, dan Anastasia Wiwik Swastiwi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Faridmengatakan perlu didirikan pusat studi mengenai Sriwijaya di Palemang. Alasannya, Sriwijaya pernah menjadi kerajaan maritim yang besar dan jaya, terutama pada abad ke-7 sampai 13 Masehi.

Advertising
Advertising

Hilmar berharap semua pihak, termasuk Pemerintah Sumatera Selatan, agar mendukung rencana ini. “Saya orangnya praktis. Sekali ditelorkan, harus ada hasil dalam tahun ini. Apakah bentuknya pertemuan-pertemuan awal untuk merancang. Apapun yang dilakukan menjadi satu langkah untuk merancang, menjadi titik awal yang baik,” ujar Hilmar, 6 Agustus 2018.

Ketua tim perumus, Kasijanto Sastrodinomo, menilai perdagangan amat dominan dalam penulisan sejarah Sriwijaya. “Artinya, penulisan tentang sejarah Sriwijaya masih dalam paradigma lama,” kata Kasijanto.

Dengan demikian, ujar dia, sejarah Sriwijaya masih dibayangkan dalam konteks sebagai kerajaan maritim, perdagangan, dan pelayaran. Meski demikian telah terlihat aspek-aspek lain yang ditawarkan oleh para pemakalah. “Antara lain hubungan internasional, bajak laut, geografi kesejarahan, dan transportasi,” ujar Kasijanto.

Dari beberapa persidangan, ujar dia, muncul keprihatinan mengenai kerusakan cagar budaya. “Selain itu, dibahas masalah khusus Orang Laut dan komunitas asli lainnya yang terpinggirkan sebagai akibat proses kemodernan,” kata Kasijanto. Juga soal penyelamatan benda-benda cagar budaya yang tenggelam di dasar laut dan sungai.

Untuk memperoleh pandangan baru, kedalaman studi dan peningkatan kualitas penelitian sejarah, diperlukan pengembangan sumber kajian yang lebih luas. “Diantara sumber sumber itu adalah filologi asing (Arab, India, Persia, Tibet, Tiongkok, dan Eropa), ekskavasi, tradisi lisan, sastra lama, dan lain-lain, untuk memperkaya kajian sejarah Sriwijaya khususnya dan Indonesia pada umumnya.” Ucap Kasijanto.

Kepala Sub Direktorat Geografi Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Widiatmoko, mengatakan seminar yang berlangsung pada 6-9 Agustus 2018, itu menampilkan sekitar 50 makalah dan dihadiri oleh 250 peserta dari dalam dan luar negeri.

Agus berharap, hasil seminar ini dapat menguatkan flatporm Sriwijaya yang sering dimanfaatkan banyak pihak. "Tetapi apakah rohnya mencerminkan roh Sriwijaya? Apakah sekedar pesta rakyat biasa di tepi Sungai Musi? Ini perlu roh berupa nilai-nilai budaya dan sejarah Sriwijaya," kata Agus.

Berita terkait

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

2 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

4 hari lalu

Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

Keputusan menurunkan status bandara di Palembang dinilai berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri parawisata di Sumsel.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

6 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

11 hari lalu

Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

15 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

15 hari lalu

Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.

Baca Selengkapnya

PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

15 hari lalu

PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melihat langsung progres konstruksi dan pernak-pernik permasalahan di Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.

Baca Selengkapnya

Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

16 hari lalu

Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.

Baca Selengkapnya

Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

18 hari lalu

Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

Agar tak terlalu capai saat pulang mudik Lebaran bisa menepikan kendaraan untuk menikmati kuliner mengunjungi destinasi wisata

Baca Selengkapnya