Api membakar hutan lereng Gunung Agung setelah terjadinya lontaran batu pijar dari kawah terlihat dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Selasa, 3 Juli 2018. Erupsi ini juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar 7 menit 21 detik. REUTERS/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengeluarkan rekomendasi untuk masyarakat yang berada di sekitar Gunung Agung, Bali. Rekomendasi itu dikeluarkan karena Gunung Agung meletus lagi tadi malam, Senin, 2 Juli 2018 dan Selasa, 3 Juli 2018 sekitar pukul pukul 09.28 waktu setempat.
Berikut rekomendasinya:
Kementerian ESDM:
Masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki dan pengunjung dihimbau agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilo meter dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi serta dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual dan terbaru.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diminta agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder. Ancaman itu berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Masyarakat yang mengevakuasi mandiri diimbau tidak keluar dari wilayah Kabupaten Karangasem agar memudahkan penanganan pengungsi.
Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang belum diketahui kebenarannya. “Gunakan semua informasi terkait kegunungapian dari PVMBG sebagai lembaga yang resmi.” Juru bicara BNPB menyampaikannya melalui rilis, Senin, 2 Juli 2018.