TEMPO Interaktif, Jakarta: Pejabat Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr Akhmad Khuznul menetapkan kabupaten itu berada dalam satatus Kondisi Luar Biasa (KLB) penyakit mutah dan berak (muntaber). Status ini ditetapkan setelah penyakit itu menyerang ratusan warga di 4 kecamatan dalam sepekan terakhir. "Ini sudah masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Kami melakukan tindakan serius," kata Akhmad, Ahad (30/9)Hingga petang ini, tercatat ada 247 warga yang terjangkit penyakit ini. Penderita mengalami gejala perut mulas disertai dengan buang air besar dan muntah-muntah. Rumah Sakit Besuki tidak mampu lagi menampung jumlah pasien yang terus bertambah. Bahkan lorong-lorong rumah sakit pun sudah sesak oleh penderita. Sejumlah pasien yang kondisi semakin parah terpaksa dirujuk ke RSUD Situbondo. Sebagian lainnya dirawat di RS Kraksaan Probolinggo.Wabah muntaber ini pertamakali menyerang warga Dusun Kampung Timur Desa Baderan Kecamatan Sumbermalang. Hanya dalam hitungan hari, penderita menyebarke beberapa desa di Kecamatan Sumbermalang. Tim Dinas Kesehatan Situbondo dan Jawa Timur telah melakukan penelitian di lokasi yang terserang penyakit. Petugas juga membentuk posko kesehatan di kecamatan Sumbermalang, Suboh, dan Jatibanteng, untuk menangani warga yang terserang. "Dugaan sementara, penyebab mewabahnya penyakit ini karena tercemarnya sumber mata air,” kata Akhmad. Selama ini warga menggunakan air dari sumber mata air yang sama. Air itu dialiri melalui pipa. “Ada pipa air yang bocor di Desa Baderan,” kata Akmad. Pipa bocor itu ebrada di dekat sumber air. Sementara ratusan warga yang tersebar di sejumlah desa mengunakan air itu untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk minum. (Mahbub Djunaidy)