MUI Minta DPR Tidak seperti Preman saat Melontarkan Kritik

Jumat, 30 Maret 2018 13:55 WIB

KH Zainuth Tauhid Sa'adi, wakil ketua MUI, memberikan keterangan dalam acara tausiah menjelang Ramadhan di MUI, Jakarta Pusat, 26 Mei 2017. Tempo/Maria Fransisca.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi meminta anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengedepankan perilaku santun dalam mengutarakan kritik. Hal ini untuk mencegah timbulnya polemik dan kegaduhan.

Menurut Zainut, pejabat negara seharusnya bisa menjadi teladan dan panutan, bukan sebaliknya yang berperilaku seperti preman. Sebab, tanggung jawab mereka bukan saja kepada rakyat yang diwakili tetapi juga kepada Tuhan.

Baca: Kementerian Agama Berharap Arteria Dahlan Minta Maaf

"MUI yakin DPR memiliki mekanisme kontrol dan evaluasi terhadap perilaku anggotanya karena ada tata tertib, kode etik yang harus dipatuhi oleh setiap anggota DPR RI," katanya, lewat keterangan tertulis, Jumat, 30 Maret 2018.

Menurut dia, bila ada unsur pelanggaran etika yang dilakukan oleh anggotanya, maka Mahkamah Kehormatan Dewan DPR harus memberikan sanksi tegas demi menjaga marwah dan kehormatan lembaga. "Baik melalui pengaduan maupun tanpa adanya pengaduan dari masyarakat," ucapnya

MUI menyayangkan ada pejabat negara yang menggunakan kalimat kasar dalam menyampaikan kritik. "Hal tersebut menunjukkan rendahnya etika, tumpulnya rasa empati dan hilangnya kepekaan sosialnya," kata Zainut.

Zainut berujar konstitusi memang melindungi hak setiap orang untuk berekspresi, beda pendapat, dan menyampaikan kritik. "Namun dalam pelaksanaannya harus tetap mengindahkan nilai-nilai moral, etika dan agama," ucapnya.

Advertising
Advertising

Bila moral dijunjung tinggi, maka perbedaan pendapat sebesar apa pun yang terjadi di ruang publik tetap dalam koridor yang sehat. Hal ini, kata dia, tidak membuat salah satu pihak merasa dilecehkan. "Kritik yang dibangun harus dengan narasi yang baik, jujur dan elegan bukan dengan narasi yang sinis, sarkastik dan penuh kebencian," tuturnya.

Sebelumnya ucapan anggota Komisi Hukum DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan menuai kontroversi. Pasalnya dalam rapat kerja bersama Kejaksaan Agung, ia menyebut Kementerian Agama dengan kata kasar.

MUI menyayangkan ada pejabat negara yang menggunakan kalimat kasar dalam menyampaikan kritik. "Hal tersebut menunjukkan rendahnya etika, tumpulnya rasa empati dan hilangnya kepekaan sosialnya," ucapnya.

Berita terkait

Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

1 hari lalu

Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

KPK memeriksa politikus PDIP Ihsan Yunus dalam kasus dugaan korupsi APD Kemenkes 2020 di Gedung Merah Putih KPK, Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kembali Disinggung Presiden Jokowi, Apa Kabar RUU Perampasan Aset?

1 hari lalu

Kembali Disinggung Presiden Jokowi, Apa Kabar RUU Perampasan Aset?

RUU Perampasan Aset sudah diinisiasi oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan pada 2008 di era pemerintahan SBY.

Baca Selengkapnya

Pemecatan Ratusan Nakes di Manggarai, Edy Wuryanto Khawatir Berdampak Kepada Layanan Kesehatan

1 hari lalu

Pemecatan Ratusan Nakes di Manggarai, Edy Wuryanto Khawatir Berdampak Kepada Layanan Kesehatan

Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mengatakan ini merupakan masalah struktural yang harus diatasi pusat maupun daerah.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

1 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

2 hari lalu

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyoroti kasus pemecatan 249 nakes non ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

2 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenkominfo Nyatakan Hoaks Isu MUI Serukan Boikot Produk Aqua

2 hari lalu

Kemenkominfo Nyatakan Hoaks Isu MUI Serukan Boikot Produk Aqua

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) memberikan cap hoaks pada sejumlah unggahan di media sosial Facebook dengan narasi yang mengklaim Majelis Ulama Indonesia (MUI) memboikot produk air minum dalam kemasan merek Aqua karena dianggap pro-Israel.

Baca Selengkapnya

PDIP Dukung Langkah PPP Bangun Komunikasi dengan Parpol Lain

3 hari lalu

PDIP Dukung Langkah PPP Bangun Komunikasi dengan Parpol Lain

Menurut Hasto, PDIP memiliki kepentingan agar rezim saat ini tidak menghilangkan sejarah PPP yang sudah menjadi sahabat partainya.

Baca Selengkapnya

Penyeberangan Merak-Bakauheni Macet saat Arus Mudik, Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Tambah Dermaga

3 hari lalu

Penyeberangan Merak-Bakauheni Macet saat Arus Mudik, Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Tambah Dermaga

"Jumlah dermaga yang masih kurang, yaitu masing-masing 7 dermaga saat ini harus segera ditambah."

Baca Selengkapnya

Plt Ketum PPP Mardiono Masih Yakin Partainya akan Lolos ke DPR

3 hari lalu

Plt Ketum PPP Mardiono Masih Yakin Partainya akan Lolos ke DPR

Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menyatakan yakin partainya bakal lolos ke parlemen.

Baca Selengkapnya