Sekilas Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017
Senin, 2 April 2018 05:00 WIB
Para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 sudah terpilih dan menerima penghargaan untuk setiap karya yang dinilai memberi pengaruh positif, berkontribusi dan berkesinambungan dalam memajukan kualitas kehidupan bangsa Indonesia. Berikut ini adalah sekilas informasi tentang para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 sesuai bidang kategorinya.
Bidang kesehatan punya 2 orang penerima apresiasi. Mereka adalah Ronaldus Asto Dadut dari Tambolaka, Nusa Tenggara Timur dan Triana Rahmawati dari Surakarta, Jawa Tengah. Asto mendirikan Jaringan Relawan untuk Kemanusiaan (J-RUK) yang melakukan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan dan Human Trafficking pada warga pedalaman Sumba Barat. Sedangkan, Triana adalah penggagas rumah singgah Griya Schizopren yang berupaya menerima keberadaan penderita Schizoprenia selayaknya manusia.
Jamaluddin adalah seorang anak petani dari Gowa, Sulawesi Selatan yang menerima apresiasi kategori bidang pendidikan. Pengalamannya putus sekolah telah membawa Jamaluddin memandang pendidikan sebagai sesuatu yang sangat penting. Ia menggagas Rumah Koran di Gowa yang bertujuan menghapus buta huruf serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Penerima apresiasi bidang lingkungan adalah Ritno Kurniawan dari Padang Pariaman, Sumatera Barat. Tingginya pembalakkan liar oleh warga menginspirasinya untuk mengambil sebuah tindakan nyata. Dengan pendekatan pada masyarakat setempat, ia mengalihkan kebiasaan pembalakan liar menjadi ide menjual serta mengembangkan potensi ekowisata.
Penerima apresiasi bidang kewirausahaan adalah Anjani Sekar Arum dari Malang, Jawa Timur. Ia punya ide untuk membuat dan menjadi motor bangkitnya kembali Batik Bantengan khas Kota Batu. Anjani yakin bahwa batik ini akan menjadi ikon baru Kota Batu.
Dari Palu, Sulawesi Tengah, Bambang Sardi hadir sebagai penerima apresiasi bidang Teknologi. Karyanya adalah metode fermentasi anaerob untuk membuat Virgin Coconut Oil (VCO). Inovasi ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menjual VCO dengan nilai jual yang tinggi.
Sebagai penerima apresiasi kategori kelompok, PPILAR (Pelopor Penangkapan Ikan Sidat) hadir menjadi inspirasi di bidang lingkungan. PPILAR gigih memberi sosialisasi kepada para nelayan yang menangkap ikan sidat untuk melakukan penangkapan yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan dengan alat tradisional bubu. Ide ini muncul setelah pemerintah melarang penangkapan ikan dengan setrum.
BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO
Untuk informasi lengkap SATU Indonesia Awards 2018, silakan kunjungi website www.satu-indonesia.com .