Dorodjatun: Pemerintah Mengkaji Kenaikan Tarif, Bukan Menunda

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2003 16:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah akan mengkaji ulang kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL). Kajian itu dilakukan sebagai tindak lanjut Rapat Konsultasi antara Pemerintah dengan DPR, semalam. Tadi, Presiden telah menyetujui seluruh hasil pembicaraan tadi malam, kata Menko Perekonomian, Dorodjatun Kuntjoro Tjakti, usai menyampaikan hasil Rapat Terbatas, di Istana Negara, Kamis (16/1). Ditegaskan, pemerintah baru pada tahap akan meninjau, namun bentuknya akan dibicarakan lebih rinci pada rapat kabinet, Jumat besok. Sebenarnya, rapat terbatas kali ini agendanya adalah mengantisipasi kemungkinan terjadinya perang Irak. Namun, kesempatan itu juga dipakai Presiden untuk menerima laporan hasil konsultasi dengan DPR semalam. Insya Allah, dalam waktu tidak terlalu lama (akan diumumkan hasilnya). Keputusan sendiri akan diumumkan oleh Presiden dan Ketua DPR, kata Dorodjatun. Pada kesempatan ini, Dorodjatun belum dapat memaparkan secara rinci kemungkinan kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah. Hanya saja, dia menjelaskan bahwa UU APBN 2003 serta prinsip-prinsi dalam Propenas telah baku untuk dilaksanakan. Karena itu, pemerintah akan mengkaji bagaimana konteks kebijakan kenaikan harga yang tepat, termasuk mematuhi setiap UU. Yakinlah, semua hasil yang diperoleh menuju pada solusi yang sudah disampaikan oleh DPR, yaitu solusi yang positif bagi perekonomian, kata dia. Secara terpisah, Menko Kesra Jusuf Kalla, menyatakan, pengkajian ulang yang dilakukan pemerintah tidak berarti sebagai penundaan terhadap kebijakan yang sudah diambil. Apalagi, hingga mengubah APBN. Salah satu opsi yang mungkin akan menjadi kajian pemerintah adalah penurunan tarif dari yang sudah dinaikkan. Kalla juga menjelaskan, pemerintah akan segera menginventarisir kekuatan ekonomi yang ada saat ini agar tidak mengganggu program-program yang sifatnya untuk kesejahteraan rakyat. Kita tidak mau menurunkan kalau nantinya beras miskin tidak bisa dibagikan, juga biaya rumah sakit dan pendidikan. Jangan hanya kita ingin menyesuaikan harga BBM sampai merusak program yang lainnya, khususnya untuk yang miskin, kata dia. (Dede Ariwibowo - Tempo News Room)

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

13 menit lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Absen, Pertamina Enduro Ditekuk Popsivo Polwan

15 menit lalu

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Absen, Pertamina Enduro Ditekuk Popsivo Polwan

Tim putri Jakarta Popsivo Polwan berhasil mengalahkan Jakarta Pertamina Enduro, yang tak diperkuat Gia, dengan skor 3-0 dalam lanjutan Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

15 menit lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

27 menit lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

31 menit lalu

Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa, yang mencakup Kepala Desa.

Baca Selengkapnya

Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

39 menit lalu

Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

Xiumin kemudian menyapa penonton dari balik layar. "Hey, yo! Halo," kata dia. Seketika sorakan penonton kembali menggema dan memenuhi ruangan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

42 menit lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

45 menit lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

54 menit lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

54 menit lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya