TEMPO Interaktif, Surabaya:Harga gula lokal terus mengalami penurunan. Penurunan harga ini terus terjadi dari tiga kali tender gula milik PT Perkebunan Nusantara XI dan milik petani di wilayah Jawa Timur.Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XI, Adig Suwandi, mengatakan turunnya harga gula lokal menjadi fenomena musiman sejak berlakunya mekanisme pasar. "Artinya, ketika jumlah barang ditawarkan lebih banyak dibanding permintaan, pada saat itulah secara simultan harga akan turun," katanya, Kamis (5/7).Harga gula pada tender terakhir Selasa lalu hanya mencapai Rp 5.030 per kilogram untuk gula hasil pabrik di wilayah Jawa Timur mulai dari Pasuruan ke arah timur. Sedang gula hasil pabrik di wilayah Madiun sebesar Rp 5.065 per kilogram. Harga ini turun jauh dibandingkan tender 22 Juni lalu mencapai Rp 5.150 hingga Rp 5.120 per kilogram. Bahkan, dibandingkan tender perdana 13 Juni lalu turun lebih jauh, yakni 5.475,50 hingga Rp. 5.500 per kilogram.Adig menyarankan cara terbaik yang dapat dilakukan produsen untuk mengendalikan pasokan gula di pasar adalah melalui perencanaan secara ketat guna menghindari pelepasan secara brutal. Sementara, kata dia, mekanisme harga dasar dan penyediaan dana talangan bagi petani tebu sudah berada pada alur yang benar.Ia juga mengingatkan pengaruh harga gula dunia yang relatif murah. Produsen diminta mewaspadai kemungkinan merembesnya gula rafinasi yang seharusnya untuk bahan baku industri makanan dan minuman ke pasar dengan diperlakukan sebagai gula konsumsi.Gula rafinasi bisa berasal dari impor langsung atau produksi dalam negeri dengan menggunakan raw sugar impor sebagai bahan baku. "Kalau sampai terjadi rembesan gula rafinasi, harga gula lokal dipastikan bakal makin terpuruk," katanya.Sunudyantoro