TEMPO.CO, Makassar - Ketua Front Pembela Islam Sulawesi Selatan Habib Muhsin Al-Habsyi membantah ada kadernya yang terlibat jaringan teroris sehingga ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror. Chandra yang disebut-sebut sebagai Ketua FPI Belopa bukanlah pengurus organisasi massa Islam ini.
"FPI Sulawesi Selatan tidak memiliki anggota bernama Chandra, apalagi kalau disebut pengurus," kata Muhsin, Selasa, 26 Januari 2016.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resor Luwu dan Densus 88 Antiteror meringkus Chandra dan Adri alias Awi, buronan jaringan teroris Poso, di Luwu pada Senin kemarin.
Hingga kini, keduanya masih diperiksa di Markas Polres Luwu. Mereka rencananya diberangkatkan ke Jakarta dalam waktu dekat.
Saat dimintai konfirmasi, juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, membenarkan bahwa salah satu terduga pelaku teror adalah pentolan Front Pembela Islam Belopa. Tapi soal peran dan keterlibatannya, dia belum dapat memastikan lantaran masih menunggu laporan dari kepolisian setempat. "Informasi awalnya ya begitu, ada Ketua FPI Belopa yang diamankan," ucap Barung.
Panglima Laskar FPI Sulawesi Selatan Abdurrahman menjelaskan, pemberitaan beberapa media nasional dan lokal terkait dengan penangkapan kadernya keliru. Apalagi FPI Sulawesi Selatan belum pernah membentuk cabang di Belopa. Organisasinya meminta semua pihak tidak mengaitkan penangkapan Chandra dengan FPI. Bila fitnah itu terus terjadi, pihaknya tidak ragu menempuh jalur hukum.
Ketua FPI Makassar Agus Salim menuturkan, sepengetahuannya, Chandra bukanlah pengurus FPI. Chandra memang pernah menjadi simpatisan, tapi itu sudah lama.
"Sejak dua tahun lalu telah putus komunikasi. Tidak benar bahwa Chandra adalah Ketua FPI Belopa atau FPI Luwu, karena tidak pernah ada deklarasi di daerah itu," kata Agus. Dia juga menegaskan, organisasinya tidak bertanggung jawab atas segala perbuatan Chandra.
TRI YARI KURNIAWAN