TEMPO.CO, Depok - Sebanyak 32 orang mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia melancarkan protes karena terancam batal lulus tahun ini. Penyebabnya, mereka belum menyelesaikan mata kuliah perkembangan sastra Arab yang wajib untuk diambil.
Muhammad Agus Fuad, Ketua BEM Fakultas Ilmu Budaya UI, mengatakan para mahasiswa tidak mengambil mata kuliah itu karena program studi tidak membuka mata kuliah tersebut pada semester sebelumnya. "Kalau di sistem akademik tidak ada, bagaimana mau diambil," katanya, hari ini, 19 Januari 2016.
Bahkan, menurut Agus, pengajar-pengajar di program studi juga tidak menginstruksikan untuk mengambil mata kuliah itu. "Sampai penentuan kelulusan pada 15 Januari kemarin, juga tidak ada," ucapnya.
Hal yang disayangkan, kata Agus, manajemen program studi meminta 32 mahasiswa itu untuk mengambil mata kuliah tersebut pada semester depan dan membatalkan kelulusan.
Padahal dari 32 mahasiswa itu tujuh di antaranya sudah lulus sidang skripsi. Sisanya tengah menyelesaikan 144 SKS tanpa skripsi. "Semua bisa lulus tapi karena ada mata kuliah wajib itu, kami bisa tidak diluluskan," ujarnya.
Baca:
Universitas Indonesia | UI
Mahasiswa Program Studi Fisika UI Menghilang
Menurut Dekan Fakultas Ilmu Budaya UI Adrianus Waworuntu, masalah ini muncul karena salah komunikasi. Dia menjelaskan, setiap fakultas sudah mempunyai prosedur kelulusan yang lengkap, seperti mata kuliah wajib yang harus diselesaikan. "Ini tanggung jawab manajemen di program studi Arab," ujar Adrianus.
Adrianus berjanji akan membantu menyelesaikan masalah ini. "Harus diselesaikan case by case. Sebab, ada yang melakukan skripsi dan harus diperhatikan. Saya cek dulu kelalaiannya," ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan kebijakan semester pendek yang diminta mahasiswa sulit untuk dipenuhi. Sebab semester pendek hanya bisa diambil sekitar Juni-Agustus. Mahasiswa belum diluluskan kendati sudah memenuhi 144 SKS. Soalnya, menurut Adrianus, ada mahasiswa yang sudah mencapai 160 SKS tetapi tak bisa lulus sebelum menempuh mata kuliah wajib.
"Mereka harus membereskan masalah itu. Akan dibicarakan lagi hari senin. Di tingkat lebih tinggi," ujarnya. "Tidak bisa saya luluskan mahasiswa tanpa memenuhi persyaratan akademis."
IMAM HAMDI