Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Pengakuan Mantan Pemimpin Gafatar Yogyakarta  

image-gnews
Formulir organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) diperlihatkan di kawasan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, 13 Januari 2016. Pasangan Hasrini Hafid dan suaminya Abdul Kadri Nasir dilaporkan hilang oleh orangtuanya sejak November 2015 lalu. TEMPO/IqbaL lubis
Formulir organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) diperlihatkan di kawasan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, 13 Januari 2016. Pasangan Hasrini Hafid dan suaminya Abdul Kadri Nasir dilaporkan hilang oleh orangtuanya sejak November 2015 lalu. TEMPO/IqbaL lubis
Iklan

TEMPO.COYogyakarta – Yudhistira, mantan ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Daerah Istimewa Yogyakarta, angkat bicara. Yudhistira menyatakan Gafatar secara resmi sudah bubar pada Agustus 2015. Jadi, kata dia, jika ada yang mengaku ikut organisasi ini setelah Agustus 2015, itu justru dipertanyakan. 

"Gafatar yang mana," tanya dia balik, Rabu, 13 Januari 2016.

Secara hukum, saat didaftarkan pertama kali pada 2012l organisasi ini sangat memenuhi syarat. Yudhistira, yang menjadi ketua sejak 2012-2015, mengaku mempunyai anggota lebih dari 2.000 orang di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Kegiatan sosial dan kemasyarakatan sering dilakukan. Soal pendanaan, ia menampik berasal dari luar negeri. Dana didapatkan dari anggota dan para donatur. "Salah besar itu jika ada yang bilang ada dana dari luar negeri," katanya.

Soal adanya orang yang dilaporkan hilang dan terkait Gafatar, ia justru bertanya balik. Sebab, Yudhistira berujar, Gafatar sudah dibubarkan. Alasan pembubaran ormas tersebut adalah tidak memperoleh perpanjangan izin sebagai ormas di kantor kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat di masing-masing daerah.

Soal tudingan doktrin organisasi ini sesat, Yudhistira membantahnya. Ia menampik adanya larangan salat dan puasa bagi muslim, termasuk soal penggabungan akidah beberapa agama. 

Apalagi jika dikaitkan dengan Ahmad Mushadeq yang membuat aliran Al-Qiyadah al0Islamiyah, Yudhistira menegaskan orang yang mengaku nabi itu tidak pernah masuk Gafatar atau menjadi salah satu elemen. Begitu pula dengan tudingan gerakan ini adalah gerakan Komar atau komunitas Milah Abraham, ia juga menampik tuduhan tersebut.

"Kalau ada dari mereka yang masuk Gafatar dan mau membangun negeri ini bisa saja. Bahkan orang yang rusak karena narkoba dan ingin menjadi baik juga tidak masalah," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menambahkan memang pernah ada larangan dari Kementerian Dalam Negeri terhadap Gafatar. Namun bukan karena soal doktrinnya, melainkan tetapi hanya karena keputusan Mahkamah Konstitusi soal surat keterangan terdaftar (SKT). "Lalu pelarangan dicabut oleh Menteri Dalam Negeri," katanya.

Soal dokter Rica Tri Handayani yang dikabarkan ikut eksodus Gafatar ke Kalimantan, ia memang mengenal dokter cantik itu. Namun hanya bertemu sekali di Hotel Sheraton pada 2012 yang lalu. Setelah itu sama sekali tidak pernah bertemu.

"Mas, Gafatar sudah bubar sejak Agustus 2015. Jadi setelah itu tidak ada kegiatan lagi," kata Yudhistira. 

Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Agung Supriyono menyatakan Gafatar memang terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan secara resmi. Bahkan kantor-kantornya hingga tingkat kecamatan. 

Saat didaftarkan, semua persyaratan administrasi komplet. Semua syarat administrasi pengajuan surat keterangan terdaftar (SKT) lolos. Tim dari pihaknya juga sudah memverifikasi. Beberapa syaratnya antara lain memenuhi asas Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan aturan perundangan lainnya. "Seiring berjalannya waktu, ada perubahan kegiatan Gafatar yang tak dilaporkan kepada kantor kami," katanya.

(Baca juga: Gafatar dan Kisah Ahmad Mushadeq yang Bersalin Rupa dan Sejarah Lahirnya Gafatar: Dari Mushadeq ke Mushadeq Lagi)

MUH SYAIFULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

15 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

17 hari lalu

Peserta mendaki puncak Rosablanche selama perlombaan Glacier Patrol ke-21 di pegunungan antara Zermatt dan Verbier, Swis, 18 April 2018. Perlombaan ini pertama kali diselenggarakan pada April 1943 dan hanya diikuti peserta militer. AP/Jean- Christophe Bott
Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

20 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

22 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

27 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

30 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

30 hari lalu

Petugas Badan Pengawas Pemilu daerah memeriksa kotak suara di kantor RW 04 di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2024. Pendistribusian logistik pemilu itu diangkut menggunakan truk pengangkut (dump truck) dari gudang logistik dengan pengawalan ketat petugas gabungan. PPSU diperbantukan untuk mengangkut logistik tersebut dari gudang logistik untuk dibawa ke kantor RW maupun langsung ke TPS-TPS. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

Bawaslu menyebut petugas pengawas Pemilu asal Papua Tengah itu dilaporkan hilang sejak 11 Februari lalu.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

35 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

38 hari lalu

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.


Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

43 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.