TEMPO.CO, Yogyakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar adalah sesat. Organisasi ini merupakan metamorfose dari gerakan Al Qiyadah Al Islamiyah bentukan nabi palsu Ahmad Mushadeq yang telah dinyatakan sesat atau dilarang.
"Gafatar adalah bentuk baru dari organisasi yang mengajarkan pemahaman sesat nabi palsu Ahmad Mushadeq," kata Ahmad Muhsin Akmal, Sekertaris MUI Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 12 Januari 2016.
Ia menambahkan, MUI Daerah Istimewa Yogyakarta adalah organisasi pertama yang mengeluarkan fatwa bahwa Al Qiyadah Al Islamiyah adalah sesat dan menyesatkan. Pada akhir 2007 yang lalu sedikitnya 900 orang yang telah ikut organisasi ini di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ratusan orang itu didata polisi dan melakukan pertaubatan massal di masjid Polda.
Ahmad menambahkan, gerakan Gafatar dibungkus dengan kegiatan sosial. Seperti gotongroyong, jalan sehat, khitanan massal, kegiatan pelatihan pertanian, donor darah, dan bakti sosial lainnya.
Dari pengakuan berapa orang yang pernah ikut organisasi ini ada doktrin untuk muslim bahwa salat tidak wajib. Begitu pula puasa ramadhan tidak wajib. Selain itu Gafatar juga mencampuradukkan ajaran beberapa agama menjadi satu. "Kami komunikasikan dengan pihak Polda soal kesesatan Gafatar," kata dia.
Yang menghebohkan, banyak warga Daerah Istimewa Yogyakarta yang diduga ikut eksodus atau hijrah ala Gafatar ke Kalimantan. Polisi masih menyelidiki hubungan atau benang merah kepergian beberapa orang ke Pangkalan Bun dengan organisasi ini.
"Kami terus mengembangkan kasus ini, saksi-saksi juga masih sedikit memberi keterangan," kata Komisaris Besar Hudit Wahyudi, Direktur Reserse Kriminal Umum, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dari informasi intelijen, Gafatar itu merupakan bungkus dari Alqiyadah Al Islamiyah yang dulu pernah dibubarkan karena sesat. Komunitas merupakan kumpulan pengikut paham Millah Abraham atau menyebut diri Komar, Komunitas Millah Abraham. Bahkan kini mereka berkamuflase menjadi Negara Karunia Tuhan Semesta Alam.
MUH SYAIFULLAH