TEMPO.CO, Madiun - Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II Marsekal Muda Dody Trisunu mengatakan pesawat latih tempur T50i Golden Eagle yang jatuh di Yogyakarta, Ahad, 20 Desember 2015, dalam kondisi baik. “Bagus, kalau tidak laik tidak dapat izin terbang,’’ kata Dody seusai menjadi inspektur upacara pemakaman jenazah Letnan Kolonel Penerbang Marda Sarjono di Taman Makam Pahlawan Kota Madiun, Jawa Timur, Senin, 21 Desember 2015.
Kendati demikian, Dody belum dapat memastikan penyebab jatuhnya pesawat yang mengakibatkan Marda dan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi di pesawat T50i Golden Eagle gugur. Ia menolak menjelaskan dugaan jatuhnya pesawat apakah karena faktor human error atau technical error. “Masih penyelidikan.”
TNI AU masih menyelidiki penyebab insiden jatuhnya pesawat buatan Korea Selatan itu. Dalam penyelidikan itu, TNI AU belum melibatkan pihak Korea Selatan selaku pembuat pesawat T50i Golden Eagle.
Pesawat T50i Golden Eagle jatuh saat akrobatik dalam Atraksi Gebyar Dirgantara Akademi Angkatan Udara pada pukul 09.40. Pesawat itu jatuh di perkampungan dekat pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.
Jenazah Marda, Komandan Skuadron 15 Lanud Iswahjudi, Magetan, tiba dan disemayamkan di rumah duka di Jalan Cendrawasih II Nomor 11, Kompleks Lanud setempat, Ahad malam. Karena permintaan keluarga, jenazah Marda dikebumikan di Taman Makam Pahlawan, Kota Madiun, pagi tadi. “Sudah kesepakatan keluarga (dimakamkan di sini),’’ ujar Agus, kerabat Marda saat ditemui seusai pemakaman.
Almarhum Marda meninggalkan seorang istri serta dua anak perempuan dan satu anak laki-laki, yakni Nabila Shafa Nur Aliiyah, 12 tahun, Asyifa Dianda Nur Aliyyah, 5 tahun, dan Hanif Fadhlurrahman Nur Sarjono, 4 tahun.
NOFIKA DIAN NUGROHO