TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Setya Novanto mengerahkan segala upaya agar lolos lagi dari sanksi etik Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (MKD) yang dijadwalkan diputus pekan ini. Ketua DPR ini menyusun sejumlah siasat agar terbebas dari sengkarut kasus pelanggaran etik, rekaman, dan kasus 'papa minta saham'.
SIMAK: MKD Akan Putuskan Sanksi Novanto Pada Rabu Besok
Salah seorang politikus Golkar menuturkan, siasat sudah disusun sejak dua pekan lalu. Salah satunya sudah dieksekusi pada Senin pekan lalu ketika Novanto meminta pemeriksaannya ditunda empat jam. Pagi-pagi, dia mengirim surat agar pemeriksaannya ditunda empat jam dengan dalih ada acara yang tak bisa ditinggalkan.
Politikus Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan yang getol membela Novanto saat itu, beralasan Setya Novanto yang bekas Bendahara Umum Golkar itu kelelahan. Permintaan ini dituruti Mahkamah dengan mengirimkan pesan pendek ke semua anggota bahwa sidang ditunda hingga pukul satu siang.
SIMAK: Sidang MKD & Akal-akalan Selamatkan Setya Novanto
Ada apa di balik penguluran waktu itu? Ternyata, kata politikus Golkar itu, agar pimpinan sidang dipegang Kahar Muzakir. Skenario itu mulus karena pada jam ketika Setya Novanto harusnya diperiksa, pimpinan Mahkamah menggelar rapat internal dengan agenda menentukan pemimpin sidang. Sufmi Dasco, yang seharusnya memimpin, tak bersedia karena beralasan tak enak badan. Sidang pun dipimpin Kahar Muzakir.
SIMAK: Penuhi Permintaan Setya Novanto, Sidang MKD Ditunda
Penyerahan ini diprotes Junimart Girsang karena Kahar dan Setya sama-sama berasal dari Golkar. Dicurigai akan ada konflik kepentingan. Toh, Junimart kalah suara. Protesnya hanya dicatat.
SIMAK: Sidang MKD Setya Novanto Dipimpin Kahar Muzakir
Siasat lainnya, Novanto membuat sidang dilakukan secara tertutup. Syarat itu dimintakan sejak jauh hari. Setya juga menyusun operasi pengecohan wartawan dengan mengerahkan puluhan petugas untuk melapangkan jalannya menuju ruang pemeriksaan. Ia tak datang dari arah depan, tapi jalan memutar.
SIMAK: Sidang MKD Tertutup Untungkan Setya Novanto
Di ruang persidangan, mayoritas anggota MKD sudah dikuasai kubu Novanto. Agar sidang Novanto aman, sejumlah anggota didorong bicara soal mekanisme sidang hingga ribut. Akibatnya, ketua sidang yang sudah dipilih, Kahar Muzakir, langsung mengetok palu dan menyatakan sidang berlangsung tertutup.
“Pimpinan langsung ketuk palu, tidak ada voting,” kata Akbar Faisal, anggota MKD dari Partai NasDem, dengan kesal. Kahar tak bersedia dimintai konfirmasi perihal alasan sidang dilaksanakan secara tertutup.
SIMAK: Setya Novanto Laporkan Sudirman Said, JK: Namanya Juga Usaha
Pendukung Setya Novanto juga bergerilya sejak awal dengan tak perlu memanggil Muhammad Riza Chalid. Ini membuat sikap di MKD terbelah dua. Kubu Junimart menginginkan pemanggilan paksa. Namun kubu Novanto berdalih macam-macam. Dari alamat rumah hingga jadwal reses. Dalih rekaman yang disebut ilegal juga dilontarkan untuk membebaskan Novanto. Namun gagasan ini ditolak anggota lain, seperti Junimart Girsang, Sarifuddin Sudding, dan Akbar Faisal.
SIMAK: MKD Tak Niat Panggil Riza Chalid, Kini Alasannya: Reses
Junimart membenarkan adanya gagasan untuk menghentikan proses di Mahkamah. Namun dia tegas menolak karena sejumlah nama mesti dipanggil dulu sebelum keputusan diambil.
SIMAK: MKD Gagal Dapatkan Rekaman Asli Setya Novanto
Bagaimana Setya Novanto mendominasi persidangan MKD? Tentu dengan mengganti sejumlah anggota MKD yang pro-Novanto. Pergantian itu dilakukan begitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkan Setya Novanto ke MKD. Setya Novanto meminta Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar, turun tangan.
Ical langsung memimpin rapat konsolidasi tak hanya di ruang Fraksi Golkar di Gedung DPR, tapi juga di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor. Hadir di situ petinggi Koalisi Merah putih. ”Setelah mendengarkan penjelasan Novanto, kami rasa dia tidak bersalah,” kata Aburizal menjelaskan hasil pertemuan.
Ical juga mengamini permintaan Setya Novanto dengan mengganti tiga anggota Golkar di Mahkamah. Tiga nama baru itu adalah Ridwan Bae, Kahar Muzakir, dan Adies Kadir. Mereka menggantikan Hardisoesilo, Dadang S. Muchtar, dan Budi Supriyanto. Di parlemen, tiga wajah baru itu dikenal sebagai orang dekat Novanto. Aburizal menyangkal tudingan bahwa penggantian itu atas permintaan Novanto. “Ini untuk memperkuat saja,” katanya.
SIMAK: PDIP Ingatkan Kasus Freeport: Sejarah Sukarno Dilengserkan Bisa Terulang
Di atas kertas, koalisi oposisi dan Fraksi Demokrat yang mendukung Novanto memiliki sembilan suara. Sedangkan koalisi pemerintah, yang ngotot Novanto diberi sanksi tegas, memiliki delapan suara. Namun selisih itu masih membuat Novanto ketar-ketir dan membuatnya mendekati anggota Mahkamah dari fraksi lain.
Junimart membenarkan ia pernah diminta membantu Novanto oleh seorang politikus Senayan. “Tolonglah kawan itu. Dia kan enggak salah,” kata politikus PDI Perjuangan ini menirukan permintaan sang politikus.
Novanto membantah bermanuver meyakinkan petinggi Golkar dan koalisi oposisi pemerintah agar mendukungnya di Mahkamah. Ia juga menyatakan tidak pernah mengutus orang untuk melobi anggota Mahkamah lain. "Kita tunggu saja Mahkamah Kehormatan Dewan bekerja, saya lillahi ta’ala.”
SIMAK: Ical Dukung Setya Laporkan Menteri Sudirman ke Bareskrim
Tak hanya di DPR, Setya Novanto juga memilih jalur lain dengan menyoal kedudukan hukum Sudirman Said yang telah mengadukannya. Ia melaporkan Sudirman ke Polisi. Pun sejumlah media yang disebutnya telah mencemarkan nama baiknya.
SIMAK: Setya Laporkan Sudirman, Jaksa Agung, dan Metro TV ke Polisi
TIM MAJALAH TEMPO