TEMPO.CO, Parepare – Dalam kasus penembakan oleh oknum perwira berpangkat ajun komisaris yang bekerja di Direktorat Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan berinisial KR, ternyata pelaku menembakkan senjata api miliknya sebanyak lima kali dengan sasaran kepala, perut, dan kaki korban yang merupakan adik kandungnya, Thalib.
Hal ini diungkapkan istri Thalib, Rohani. "Bapak (korban Thalib) itu menceritakan ke saya, kala tiba di lokasi pertemuan, dia tiba-tiba ditembak ipar saya (pelaku KR) di bagian kepala. Untung meleset. Lalu tembakan kedua di kaki kanan, ketiga di dada tidak kena, keempat di kaki kiri, dan terakhir di bagian perut beruntung peluru nyasar," kata Rohani kepada Tempo di depan Ruang VIP C Rumah Sakit Andi Makasau, Kota Parepare , Minggu, 13 Desember 2015.
Seperti diberitakan, aksi penembakan terjadi di lahan peternakan di Lappa-lappa'e, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Jumat sore, 12 Desember 2015. Namun aksi itu tidak menewaskan korban. Peristiwa itu dipicu persoalan warisan dari orang tua mereka berupa lahan peternakan.
"Bapak belum bisa ditemui karena masih shock. Bukan karena luka, tapi belum percaya dan menerima perbuatan kakaknya," ujar Rohani.
Rohani berharap kepolisian segera memproses kasus ini. "Kami khawatir, jika tidak dihukum, dia kembali, malah tambah menjadi-jadi," ucap Rohani.
Hardianti Ismi, dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makasau Parepare, menuturkan kondisi Thalib sudah membaik. Hasil pemeriksaan kesehatan, tulang kaki bagian betis korban retak.
"Setelah dibersihkan awal pada Jumat lalu, tadi dari hasil roentgen, tulang kaki kiri bagian betis mengalami keretakan," tutur Hardianti pada kesempatan terpisah.
Akibat keretakan tulang kaki kiri itu, terjadi pembengkakan di betis Thalib. "Rencananya, Selasa, 15 Desember, akan kami operasi untuk mengangkat proyektil sisa dan memasang besi di tulang kaki kiri pasien," katanya.
DIDIET HARYADI SYAHRIR