TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan helikopter cadangan untuk Super Puma masih dalam tahap pembahasan. "Nanti dibicarakan lebih lanjut lagi," ucap Gatot saat ditemui di Komandan Pertahanan Udara Nasional, Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 4 Desember 2015.
Gatot menuturkan spesifikasi helikopter cadangan tersebut tidak akan terlalu tinggi dan akan menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah. "Di sini kan juga ada heli dari PT Dirgantara Indonesia," ujar Gatot.
Mengenai pertimbangan pembelian helikopter, Gatot mengatakan pertimbangan hanya masalah spesifikasi dan harga. Adapun harga pembelian helikopter itu, kata Gatot, sudah disetujui Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat. "Kami hanya menyampaikan mengenai spesifikasi, unit, dan harga," ucapnya.
Presiden Joko Widodo membatalkan rencana pembelian helikopter AW101 dalam rapat kabinet kemarin. Namun pemerintah akan tetap melakukan pengadaan helikopter Super Puma yang selama ini digunakan sebagai cadangan.
Meski belum memutuskan jenis helikopter yang akan digunakan sebagai cadangan, Presiden menginginkan helikopter untuk melapis Super Puma itu merupakan produksi dalam negeri.
DIKO OKTARA