Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

COP21: 4 Negara Eropa Gelontorkan Dana US$ 500 Juta

image-gnews
Paviliun Indonesia yang berlokasi di Hall 2B, Paris Le Bourget, terus dibenahi menjelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) 21 di Paris, Prancis, 29 November 2015. Presiden Joko Widodo dijadwalkan meresmikan Paviliun Indonesia pada 1 Desember 2015 sebelum kembali ke Jakarta. ANTARA/Virna Puspa Setyorini
Paviliun Indonesia yang berlokasi di Hall 2B, Paris Le Bourget, terus dibenahi menjelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) 21 di Paris, Prancis, 29 November 2015. Presiden Joko Widodo dijadwalkan meresmikan Paviliun Indonesia pada 1 Desember 2015 sebelum kembali ke Jakarta. ANTARA/Virna Puspa Setyorini
Iklan

TEMPO.CO, Paris - Empat negara Eropa bersedia menyediakan dana sebesar US$ 500 juta untuk membantu negara berkembang dalam rangka pengurangan emisi karbon. Keempat negara tersebut, yaitu Swedia, Norwegia, Jerman, dan Swiss.

Dana tersebut akan dikelola oleh lembaga Fasilitas Aset Karbon Transformatif bentukan Bank Dunia. Lembaga ini akan mengelola dana itu dalam bentuk proyek pengurangai efek gas rumah kaca, termasuk kampanye nasional. Misalnya, adaptasi pengurangan energi fosil ke energi baru-terbarukan.

Bersama negara berkembang kami akan menemukan cara untuk mengurangi karbon," kata Presiden World Bank, Jim Yong Kim, di Konferensi Internasional Perubahan Iklim ke-21 (COP21 Paris), Selasa, 1 Desember 2015.


Kim mengatakan inisiatif ini adalah salah satu cara untuk menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup manusia. Rencananya, kata dia, dana akan digelontorkan pada awal 2016. Bank Dunia menargetkan investasi mitigasi perubahan iklim sebesar US$ 2 miliar.

Sebelumnya, 11 negara donor telah berjanji untuk mengumpulkan US$ 250 juta untuk mendukung program mitigasi dan adaptasi negara-negara yang paling rentan terkena imbas perubahan iklim. Ke-11 negara tersebut adalah Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Irlandia, Italia, Swedia, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Mereka mengumumkan komitmen mereka melalui Least Develop Countries Fund (LDCF), dana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dikelola oleh Global Environtment Facility (GEF).

Menanggapi komitmen tersebut, Ketua GEF Naoko Ishii, menyatakan bahwa dana menjadi salah satu unsur penting dalam perubahan iklim. "Untuk mengisi program-progam menjaga lingkungan, seperti teknologi terbarukan dan program reduksi emisi karbon," ujar Ishii dalam pernyataan pers yang diterima Tempo, Senin, 30 November 2015.

Ihwal pendanaan merupakan salah satu aspek yang akan dibicarakan dalam Conference of Parties 21 (COP21 Paris). Isu ini kian menguat menjelang 30 November 2015 atau hari pembukaan COP21 Paris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ishii mengatakan, kekeringan, aiknya permukaan laut dan dampak perubahan iklim lainnya, sudah mulai menyerang banyak negara-negara berkembang ataupun negara negara kepulauan. "Mereka paling rentan," ujarnya.

Pembiayaan baru, menurut Ishii, memungkinkan GEF menyanggupi permintaan sokongan dana dari banyak negara. Mulai dari pendekatan baru pembangunan, ketahanan pangan, adaptasi nasional, dan investasi teknologi.

AMRI MAHBUB (PARIS)



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

26 Juni 2018

PLTU Celukan Bawang. Facebook.com
Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.


Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

4 Juli 2017

Stephen Hawking, di kota New York, 2016. Hawking dikenal sebagai penemu teori Big Bang dan Black Hole, dari bukunya The Biref History of Time. Getty Images/Bryan Bedder
Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

Stephen Hawking menilai tindakan Trump mundur dari Kesepakatan Iklim Paris bisa membuat Bumi menjadi seperti Venus dengan suhu 250 derajat.


Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

2 Juni 2017

Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris, di Taman Mawar Gedung Putih di Washington, AS, 1 Juni 2017. REUTERS/Joshua Roberts
Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

Para pemimpin dunia mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian iklim Paris 2015.


Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

2 Juni 2017

Presiden Donald Trump berbicara selama reli di Kentucky Exposition Center, di Louisville, 20 Maret 2017. AP/John Minchillo
Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.


Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

1 Juni 2017

Elon Musk, miliarder yang menjadi CEO dua perusahaan, yaitu mobil listrik dan pembuat roket SpaceX, menegaskan ia membeli mobil di lelang bulan lalu. Maxine Park USA TODAY
Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

Elon Musk mengumumkan jika Presiden Trump mundur dari kesepakatan internasional Paris, dia akan mundur dari semua dewan penasihat Gedung Putih.


Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

23 April 2016

Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato dalam pertemuan KTT Perubahan Iklim (COP21), Paris, Prancis, 30 November 2015. dok. biro pers dan media istana
Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

Setelah meneken Paris Agreement, pemerintah harus implementasikan pembangunan rendah karbon.


170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

23 April 2016

Ratusan aktivis lingkungan mengatur tubuh mereka untuk membentuk tulisan pesan harapan di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, 6 Desember 2015. Aksi ini bersamaan dengan diselenggarakannya Konferensi Perubahan Iklim Dunia 2015 (COP21) terus di Le Bourget, Prancis. REUTERS/Benoit Tessier
170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

Respon terbaru dunia terhadap peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut dan dampak lain dari perubahan iklim.


Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

1 Februari 2016

Mantan Sekretaris Jenderal DPD RI, Siti Nurbaya Bakar. TEMPO/Subekti.
Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

KLHK menggelar Festival Iklim di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Februari 2016, agar semua pihak mengerti kesepakatan COP 21 di Paris.


Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

31 Januari 2016

Presiden Joko Widodo disambut Presiden Prancis Franqois Hollande dalam Leader Event KTT Perubahan Iklim Paris 2015 (COP) 21, 30 November 2015. TEMPO/Agustina Widiarsi
Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

Festival pada 1-4 Februari ini diadakan KLHK, Pemerintah Norwegia dan UNDP Indonesia.


Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

18 Desember 2015

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan keterangan pers terakit pengumuman nama perusahaan pembakar lahan dan hutan di Jakarta, 18 September 2015. Siti Nurbaya mengatakan 20 perusahaan nasional juga tengah diselidiki aparat kepolisian. ANTARA/Muhammad Adimaja
Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pastikan Indonesia akan jalankan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement.