TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Jawa Tengah memasang target pertumbuhan ekonomi pada 2016 mendekati angka 6 persen dari pertumbuhan ekonomi akhir 2015, yang diperkirakan 5,2 persen.
Keyakinan itu berdasarkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah saat ini yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional 4,7 persen. “Ke depan mendekati 6 persen, antara 5,5 karena setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi menarik sekitar 400 hingga 500 peluang tenaga kerja,” kata Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono setelah membuka diskusi ekonomi akhir bulan di kantor perwakilan Bank Indonesia, Rabu, 2 Desember.
Menurut dia, keyakinan kenaikan pertumbuhan ekonomi itu diawali dengan pembangunan infrastruktur. “Kami arahkan jalan dan jembatan irigasi diperbaiki, utamanya jalan, kemudian bandara, dan pelabuhan diperbaiki,” kata Sri.
Keberadaan infrastruktur itu dinilai penting untuk menarik investor selain upah minim yang layak bagi pekerja pada 2016, seperti yang sudah ditetapkan dan dinilai adil. Sri yakin peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah juga dipengaruhi tingkat kondusifitas kenyamanan dan keamanan daerah, selain ketersediaan tenaga kerja unggul.
Target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Sri Puryono itu untuk mengurangi angka kemiskinan Jawa Tengah yang saat ini masih 13,58 persen. “Ke depan, dorong investor masuk untuk pertumbuhan ekonomi yang bagus, menyerap tenaga kerja, dan mengurangi kemiskinan,” katanya.
Kepala BI Kantor Perwakilan Jawa Tengah Iskandar Simorangkir menyatakan target pertumbuhan ekonomi itu bisa tercapai karena infrastruktur penunjang sudah ada. Dia menyebut, saat ini jalan Tol Trans-Jawa yang hendak dibangun di Jawa Tengah sampai pada pembebasan lahan. “Dengan perkembangan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi bisa di batas atas,” kata Iskandar.
Ia menyarankan, pemerintah Jawa Tengah menunjang pertumbuhan ekonomi itu lewat sektor industri di tingkat hulu. “Selama ini industri hulu tak dipegang. Ketika depresi rupiah kita kena, seharusnya hulu hingga hilir dikuasai,” ujar Iskandar.
Saran itu dinilai penting, apalagi memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan harus mewaspadai masuknya industri ASEAN. Jawa Tengah dinilai punya potensi usia produktif dan sumber daya bahan baku.
EDI FAISOL