TEMPO.CO, Jakarta - Ruang sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) kembali didatangi pengunjuk rasa. Mereka menamakan "Aliansi Masyarakat Bersih-Bersih DPR". Tiba di gedung DPR, Senin, 30 November 2015 sekitar pukul 14.00 WIB, pengunjuk rasa membawa sapu lidi untuk diberikan kepada anggota MKD yang sedang rapat.
Wakil Ketua MKD Junimart Girsang menerima perwakilan mereka yang berjumlah 10 orang. “Kami membawa sapu lidi ini berharap membersihkan kotoran pemimpin DPR dan anggotanya," kata Dedi Nandra, salah satu pengunjuk rasa.
Dedi juga meminta MKD memberikan sanksi berat kepada Setya Novanto. Pelanggaran politikus Golkar itu tergolong berat karena mencatut nama Presiden untuk lobi saham PT Freeport Indonesia. "Setya Novanto jangan dilindungi," katanya.
Junimart Girsang berterima kasih kepada pengunjuk rasa yang peduli terhadap integritas DPR. Tuntutan agar anggota Dewan bersih dari perbuatan tercela, menurut Junimart, memberi semangat kerja MKD.
"Saat ini, MKD sedang mengadakan rapat untuk menentukan jadwal persidangan. Kami menerima sapu lidi sebagai simbol untuk membersihkan DPR dari perbuatan tercela. Terima kasih sudah memberikan dukungan kepada MKD," ujar Junimart. Simbol sapu ini kami terima."
Sehabis menyerahkan sapu lidi, pengunjuk rasa membubarkan diri dan keluar dari kompleks DPR. Dedi akan menangis MKD bila keputusannya dalam menyidang Setya Novanto ternyata tidak sesuai harapan publik. Setya Novanto akan ‘diadili’ oleh MKD karena mencatut nama Presiden ketika lobi saham Freeport. Pencatutan itu atas laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.
DESTRIANITA K
Baca juga:
Tiga Hal Ini Bikin Setya Novanto Sulit Ditolong!
Sidang Kasus Calo Freeport, Ada yang Gebrak Meja