Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penangkapan 17 Warga Papua, Begini Kronologinya  

image-gnews
TEMPO/ Nita Dian
TEMPO/ Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Panitia Persiapan Ibadah Tahunan Memperingati 1 Desember, Robertino Hanebora, membeberkan kronologi penangkapan 17 warga Papua yang dilakukan tanpa alasan tersebut. Seperti tradisi peribadatan ini setiap tahunnya, beberapa warga Papua yang dikoordinasi oleh Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire selalu membersihkan lokasi taman bunga yang pernah dijadikan lokasi pengibaran bendera pada tahun 2000 silam di Oyehe, Nabire.

“Dari tanggal 24 November kawan-kawan kami punya inisiatif melakukan pembersihan (taman). Namun saat sedang dilakukan pembersihan taman, tiba-tiba Kapolres Nabire AKBP Situmeang datang ke lokasi lalu menyampaikan bahwa mereka tidak mengizinkan peribadatan pada tanggal 1 Desember,” kata Robertino Hanebora kepada Tempo, Senin, 30 November 2015.

Pada 26 November pukul 16.00 WIT lalu, Kapolres Nabire Ajun Komisari Besar HR Situmeang menghampiri beberapa warga Papua yang sedang melakukan pembersihan taman. Kapolres meminta Koordinator Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire, Zet Giay, menghentikan pembersihan taman untuk peribadatan 1 Desember mendatang.

“Kapolres meminta penghentian peribadatan karena dianggap dapat mengganggu pilkada serentak pada 9 Desember mendatang,” kata Robertino.

Saat itu, Robertino menambahkan, Zet Giay sudah menjamin bahwa peribadatan tidak akan mengganggu pilkada karena pilkada serentak itu sendiri merupakan hal yang dinantikan seluruh rakyat Nabire.

“Jadi sangat tidak logis kalau aktivitas ibadah yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 Desember tiap tahunnya akan mengganggu pilkada,” kata Robertino.

Kemudian, pada 27 November, warga Nabire mengirimkan surat kepada Kapolres Nabire perihal perizinan pembersihan lokasi Taman Bunga Bangsa dan izin ibadah tanggal 1 Desember 2015 mendatang. “Namun sampai tanggal 28 November tak ada konfirmasi surat izin dari pihak Polres Nabire. Lalu kami tetap melakukan pembersihan lokasi,” tutur Robertino.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembersihan taman dilakukan dari pukul 07.00 pagi waktu setempat dengan didampingi oleh Yones Douw, Zet Giay, dan Gunawan Inggeruhi. Pada pukul 11.00, datang iring-iringan dari Polres Nabire yang terdiri atas 3 truk Dalmas Polres Nabire, dipimpin Kasat Dalmas dengan konvoi beberapa kendaraan ke Taman Bunga Bangsa. Pasukan ini membawa persenjataan lengkap dan melakukan pembubaran pekerjaan serta penangkapan 17 pemuda yang melakukan pembersihan lokasi.

Adapun nama yang ditangkap Polres Nabire di antaranya Markus Boma, Frans Boma, Habakuk Badokapa, Sisilius Dogomo, Agus Pigome, Matias Pigai, Jermias Boma, Yohanes Agapa, Alex Tebai, Yesaya Boma, Adolop Boma, Matias Adii, Martinus Pigai, Aluwisius Tekege, Pilipus Bobi, Yavet Wetipo, dan Margeretha Bobi. “Jam 12.00 waktu Papua, 17 orang ditahan resmi oleh Polres Nabire dengan alasan penahanan aktivitas pekerjaan tak diizinkan oleh Polres Nabire,” kata Robertino.

Sebanyak 17 warga Nabire yang ditangkap tersebut akhirnya dibebaskan keesokan harinya pukul 00.26 waktu setempat, tapi dengan syarat, yakni tidak ada peribadatan tanggal 1 Desember mendatang dalam bentuk apa pun. Polres Nabire sendiri sudah merobohkan tiang yang biasa dipakai untuk peribadatan sebagai bukti sejarah pelanggaran HAM pada tahun 2000 dan menyita alat kebersihan taman.

"Sampai saat ini sebanyak 12 handphone masih ditahan Polres Nabire. Alasannya tidak jelas. Peralatan kebersihan juga ditahan."

LARISSA HUDA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

7 Oktober 2023

Petugas Satpol PP membubarkan aksi aktivis Greenpeace Indonesia saat menggelar kampanye tanpa oligarki di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Jumat 6 Oktober 2023. Dalam aksinya mereka mendesak para capres-cawapres memiliki komitmen yang serius dan konkret untuk berpihak kepada rakyat dan melepaskan diri dari agenda-agenda oligarki. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

IPW mendesak agar Kapolda Metro Jaya membebaskan 12 aktivis Greenpeace Indonesia yang ditangkap kemarin. Mereka ditangkap pasca demo di Bundaran HI.


Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

31 Juli 2023

Dedi Umar Hamdun. Istimewa
Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

Dedi Umar Hamdun adalah politikus yang juga merupakan aktivis dan menjadi korban penculikan era Orde Baru. Keluarganya terlunta-lunta.


Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

16 November 2022

SBY-Mega-JK menunggu di Ruang Transit sebelum beranjak ke Lotus Pond GWK untuk menghadiri undangan jamuan makan malam bersama para pemimpin negara G20 di Bali, 15 November 2022. Foto: Istimewa
Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz menghadiri jamuan makam malam KTT G20 di Kawasan GWK Bali


Kuliner Buah Kelapa dan Pisang di Pulau Tak Berpenghuni di Nabire Papua

13 Maret 2022

Pulau Kapotar. Dok. Hari Suroto
Kuliner Buah Kelapa dan Pisang di Pulau Tak Berpenghuni di Nabire Papua

Mari kita simak kekayaan alam dan kearifan lokal penduduk Pulau Mambor terhadap sebuah pulau tak berpenghuni di kawasan Nabire, Papua.


Diduga Jual Amunisi ke KKB, Anggota Polres Nabire dan Polres Yapen Ditangkap

29 Oktober 2021

Ilustrasi Puluru. shutterstock.com
Diduga Jual Amunisi ke KKB, Anggota Polres Nabire dan Polres Yapen Ditangkap

Anggota Polres Nabire dan Polres Yapen ditangkap di Nabire karena diduga terlibat penjualan amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata atau KKB.


Warga Temukan Pesawat Rimbun Air yang Sempat Hilang Kontak di Papua

15 September 2021

Ilustrasi pesawat Cessna. REUTERS
Warga Temukan Pesawat Rimbun Air yang Sempat Hilang Kontak di Papua

Tim gabungan TNI-Polri dan warga setempat tengah menuju lokasi pesawat Rimbun Air yang jatuh untuk mengevakuasi korban.


Pesawat Rimbun Air yang Hilang Kontak Disebut Membawa Sembako

15 September 2021

Ilustrasi pesawat Cessna. REUTERS
Pesawat Rimbun Air yang Hilang Kontak Disebut Membawa Sembako

Pesawat Rimbun Air dinyatakan hilang kontak di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Ada tiga kru dalam pesawat yang disebut sedang bawa sembako.


Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak, Polres Nabire Bantu Pencarian

15 September 2021

Ilustrasi pesawat Cessna. cessna.txtav.com
Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak, Polres Nabire Bantu Pencarian

Sebuah pesawat Rimbun Air dinyatakan hilang kontak di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, pada Rabu ini, 15 September 2021.


Usai Kasus TNI AU, Polisi Diduga Lakukan Pemukulan pada Warga Nabire Papua

29 Juli 2021

Ilustrasi Pemukulan. shutterstock.com
Usai Kasus TNI AU, Polisi Diduga Lakukan Pemukulan pada Warga Nabire Papua

Pemukulan terhadap warga Papua kembali terekam kamera, pada Rabu, 28 Juli 2021. Kali ini kasusnya terjadi di Kabupaten Nabire, Papua


Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

27 Juli 2021

Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menyampaikan orasi politik di hadapan massa aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 10 November 2020. Tempo/M Yusuf Manurung
Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

Ketua YLBHI Asfinawati, mengkritik prosedur Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dalam menangkap aktivis yang tergabung dalam Blok Politik Pelajar