Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aher Minta Daerah Tertibkan Bangunan Rawan Bencana

image-gnews
Gubernur Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar memainkan wayang golek di pesta rakyat De Syukron di Gedung Sate, Bandung, 23 Oktober 2015. Pesta yang digagas Pemprov ini digelar selama tiga hari ke depan. TEMPO/Prima Mulia
Gubernur Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar memainkan wayang golek di pesta rakyat De Syukron di Gedung Sate, Bandung, 23 Oktober 2015. Pesta yang digagas Pemprov ini digelar selama tiga hari ke depan. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta setiap daerah serius menertibkan hunian di daerah yang rawan bencana. “Ke depan harus ditertibkan. Ada tempat pemukiman liar, kalau pakai izin gak mungkin terbit izinnya. Di kawasan yang belakangnya ada tebing, kan tidak mungkin ada bangunan, tapi seringkali masih ada bangunan,” kata dia di Bandung, Selasa, 30 November 2015.

Aher, sapaan Ahmad Heryawan, meminta aparat pemerintah di desa dan kelurahan untuk tidak membiarkan warga yang bermukim di daerah rawan bencana. “Itu bagian dari mitigasi bencana juga,” kata dia.

Menurut Aher, saat ini semua pihak diminta siaga menghadapi kemungkinan bencana memasuki musim hujan ini. “Siaga bencana tidak hanya dalam arti menyiagakan diri dengan melakukan mitigasi secerpatnya, tapi saat bersamaan menyadarkan masyarakat dari bahaya bencana dengan meminta menghindari tempat-tempat yang rawan,” kata dia.

Kepala Badan Penangulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Haryadi Wargadibrata mengatakan, mayoritas daerah yang mengalami bencana di awal hujan sepanjang bulan ini terjadi di daerah rawan. “Berada di daerah rawan yang tidak disiplin tata ruangnya,” kata Haryadi di Bandung, Senin, 30 November 2015.

Haryadi mencontohkan, longsor yang menewaskan seorang warga di Kampung Tagog, Desa Karangmukti, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya yang terjadi 25 November 2015. “Bukan saja daerah merah, tapi dilarang, karena membaut rumah dan rumah makan menempel di tebing curam, di marka jalan,” kata dia. Korban tewas akibat longsor atas nama Ujang, 50 tahun, ditemukan Minggu, 29 November 2015.

Menurut Haryadi, bulan November ini bencana alam yang terjadi berkisar pada longsor, pergerakan tanah, hingga angin puting beliung. Sejumlah daerah yang mengalami bencana longsor dan pergerakan tanah di antaranya Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, serta Cianjur. Sementara yang mengalami bencana akibat puting beliung diantaranya terjadi di Bogor, Sukabumi, Cianjur, Serta Garut.

Bencana longsor dan rumah rusak akibat gerakan tanah umumnya terjadi akibat perubahan tata ruang. Haryadi mencontohkan, tiga rumah rusak di tengah Kota Tasikmalaya ternyata berada di atas bekas sungai yang sudah kering, longsor di Cianjur terjadi di lereng perbukitan, kemudian lokasi galian penambangan yang longsor di Sukabumi dan Tasikmalaya. “Kembali ke masalah tata ruang,” kata Haryadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Haryadi meminta pemerintah kabupaten/kota mematuhi aturan tata ruangnya. “Tata ruang dan penanganan kebencanaan itu urusan wajib pemerintah kabupaten/kota. Kami di provinsi dan pemerintah pusat akan membantu,” kata dia. “Pengawasan tata ruang harus lebih ketat lagi.”

Menurut Haryadi, BPBD Jawa Barat mencatat korban tewas atas nama Ujang akibat longsor di Tasikmalaya, merupakan satu-satunya korban tewas akibat bencana alam yang terjadi sejak awal November ini. “Saat ini belum memasuki musim hujan. Versi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) masih angin baratan, masih awal hujan,” kata dia. Sejumlah daerah di kawasan pantai utara Jawa Barat masih melaporkan kekurangan air baku akibat dampak kekeringan.

Haryadi mengatakan, BPBD Jawa Barat meminta semua daerah waspada memasuki awal musim hujan yang diperkirakan terjadi Januari ini. “Kalau sudah 50 persen daerah mengalami cuaca ekstrim kita langsung siaga. Musim hujan diperkirakan Januari sampai Maret, setelah itu kemarau panjang lagi,” kata dia. “Sekarang masih waspada.”

Menurut Haryadi, semua persiapan mengantisipasi terjadinya bencana sudah dikerjakan. Diantaranya, persiapan logistik yang dikonsentrasikan di kabupaten/kota hingga ke level desa, serta kendaraan, alat berat, pompa untuk mengurangi dampak banjir, termasuk tangki air untuk memasok kebutuhan air baku saat banjir.

AHMAD FIKRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

2 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

7 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

11 hari lalu

Tangkapan layar dari video kiriman Kepala Desa Tolite Jaya menampilkan sebuah rumah di desanya yang terendam banjir di Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, pada Ahad, 7 April 2024. ANTARA/Susanti Sako
Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

Tim Tagana Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, kesulitan melakukan evakuasi korban bencana banjir yang menerjang enam desa tadi malam.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

12 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

38 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

45 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

46 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

49 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.