TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia, mengatakan umat Islam sekarang tengah dilanda kesedihan dan kekacauan. Dia mengilustrasikan kini semakin banyak warga muslim yang hijrah dari negara Islam ke negara Eropa yang notabene negara non-Islam untuk mencari perlindungan. Kalla menambahkan, belum lagi soal kasus-kasus terorisme yang diduga dilakukan umat Islam garis keras yang membuat Islam makin terpuruk.
“Kenapa ini terjadi? Ini sama seperti masa jahiliah, ketika bunuh-membunuh dilakukan dengan mudah. Pemerintahan juga banyak yang otoriter. Hal ini merupakan kegagalan pemerintah,” ujarnya saat memberi sambutan di GOR Kampus Pondok Pesantren Darunnajah, Sabtu, 28 November 2015.
Kalla hadir sebagai saksi dan memberikan sambutan dalam penandatanganan piagam wakaf Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan. Dalam acara tersebut, Kalla menyebutkan ada banyak hal yang harus diperbaiki umat Islam.
Kalla berpesan agar umat Islam saling menguatkan. Dengan begitu, kata dia, umat dan negara akan bersatu. “Tanpa negara yang kuat, kita akan mudah dipermainkan dari luar,” ucapnya.
Dia menambahkan, ilmu menjadi modal besar bagi kaum muda muslim saat ini. Kalla menyebutkan, tanpa ilmu, generasi muda akan terpinggirkan. Dia juga memuji banyaknya pondok pesantren yang ada di perkotaan.
“Begitu banyak pesantren di negeri ini yang berkembang dengan baik. Kalau pesantren, pasti kita berpikir letaknya di pedesaan saja. Kini banyak juga pesantren di Jakarta dan, menurut saya, itu prestasi yang baik,” ucapnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri tasyakuran ulang tahun Pondok Pesantren Darunnajah ke-54. Kalla menjadi saksi penandatanganan Piagam Wakaf ke-2 berupa tanah dan bangunan dengan total 602 hektare senilai Rp 1,6 triliun di Pondok Pesantres Darunnajah, Pesanggrahan 86, Jakarta.
Selain dihadiri Kalla dan Lukman Hakim, acara tersebut dihadiri sembilan duta besar dari negara-negara sahabat serta beberapa tokoh politik, seperti Salahuddin Wahid, Hidayat Nur Wahid, dan Fadli Zon.
Menurut salah satu pendiri Pondok Pesantren Darunnajah, Mahrus Amin, Darunnajah telah didirikan sebelum Indonesia merdeka dengan tujuan membangun bangsa. “Nah, bagi pesantren yang berdiri setelah Indonesia merdeka, semangat ini tidak boleh hilang. Pesantren harus terus bekerja dan berpikir apa yang bisa diberikan untuk kemajuan Indonesia,” ucapnya.
BAGUS PRASETIYO