TEMPO.CO, Balikpapan - Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) menyebutkan, akibat kebakaran hutan di Kalimantan September lalu sekitar 200 hektare lahan hutan habitat orangutan di Samboja, Kalimantan Timur dalam kondisi kritis. Area hutan konservasi milik BOSF ini sejatinya menjadi sekolah primata orangutan sebelum dikembalikan ke habitatnya di hutan Kalimantan.
“200 hektare lahan BOSF yang hangus terbakar,” kata Manager Program BOSF, Agus Irwanto, Sabtu 28 November 2016.
Agus mengatakan pihaknya kesulitan untuk mengembalikan kondisi hutan ini seperti semula. BOSF sudah melakukan penanaman kembali hutan ini seluas 10 hektare saja. "Masih tersisa ratusan hektar yang belum bisa ditanami."
Menurut Agus, hutan konservasi ini setidaknya membutuhkan 80 ribu penanaman bibit baru di atas lahan seluas 200 hektare. Proses penghijauan hutan BOSF diperkirakan membutuhkan anggaran pembelian bibit sebesar Rp 480 juta. “Kalau per hektare dibutuhkan 400 bibit pohon seharga Rp 6 ribu per bibitnya,” Agus berujar.
Penanaman bibit pohon juga membutuhkan waktu hingga 15 tahun agar bisa tumbuh besar menjadi tempat bermain orangutan. Saat ini BOSF terpaksa mengalihkan lokasi pelatihan peliaran orangutan ke lokasi lain yang tidak signifikan dampak asapnya.
Agus mengaku BOSF membutuhkan bantuan dana dan tenaga dari para relawan serta aktifis penggiat lingkungan. Menurutnya harus ada kerjasama dalam penyelamatan primata orangutan di Samboja.
SG WIBISONO