TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan menjelaskan masalah kebakaran lahan gambut dalam Conference of Parties (COP) ke-21 di Paris yang berlangsung 30 November sampai 11 Desember mendatang.
"Akan disampaikan bahwa yang terbakar bukan di permukaan, tapi yang di dalam, sampai 20-30 meter," kata Pramono di kantornya, Rabu, 25 November 2015.
Pramono mengatakan masalah lahan gambut sudah menjadi persoalan yang mendunia sehingga perlu disampaikan dalam forum tersebut. Indonesia berharap dalam COP 21 ditemukan solusi bersama untuk mengatasi masalah kebakaran gambut.
Indonesia, kata Pramono, berharap kalangan internasional ikut memikirkan solusi kebakaran gambut dan tidak hanya menikmati fungsi Indonesia sebagai paru-paru dunia.
"Jadi bukan semata-mata hanya menyalahkan. Ketika sedang tidak ada apa-apa, kita dianggap paru-paru dunia," katanya. Indonesia juga menyesalkan karena sering kali Indonesia disalahkan selama terjadi badai El Nino karena menimbulkan asap.
Padahal Indonesia terus berfungsi sebagai paru-paru dunia. "Mereka menikmati ketika jadi paru-paru dunia. Tapi tidak bertanggung-jawab ketika sedang terbakar gambutnya," katanya.
Pertemuan COP21, yang juga dikenal sebagai Konferensi Perubahan Iklim, untuk pertama kalinya dalam negosiasi di PBB selama 20 tahun bakal membahas kesepakatan hukum universal terkait dengan perubahan iklim.
Targetnya adalah mencegah laju pemanasan global menembus dua derajat Celcius. Diperkirakan hampir 50 ribu partisipan dari berbagai perwakilan pemerintah, organisasi nonpemerintah, dan badan-badan di bawah naungan PBB akan hadir dalam pertemuan itu.
ANANDA TERESIA