Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aneka Reptil, Musang, dan Anjing Akan Berlomba di Yogya  

image-gnews
Seekor anjing disisir rambutnya jelang dinilai untuk diikutsertakan dalam kontes National Championship Dog Show di ICE BSD, Tangerang, Banten, 2 Agustus 2015. Kontes tersebut dikuti peserta dari seluruh Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Seekor anjing disisir rambutnya jelang dinilai untuk diikutsertakan dalam kontes National Championship Dog Show di ICE BSD, Tangerang, Banten, 2 Agustus 2015. Kontes tersebut dikuti peserta dari seluruh Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta (Disperindagkoptan) untuk kali pertama menggelar kontes tiga jenis satwa yang melibatkan puluhan komunitas dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Kontes satwa bertajuk Walikota Cup I ini diikuti aneka jenis reptil, musang, juga anjing, dan akan  digelar di Pasar Ikan Higienis Kota Yogyakarta selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 28-29 November 2015.

“Kami sengaja pertemukan komunitas pecinta satwa dan BKSDA melalui kontes ini dengan tujuan memberi pemahaman bersama tentang satwa dilindungi,” ujar Kepala Bidang Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Benny Nurhantoro, Kamis, 26 November 2015.

Benny menuturkan, pertumbuhan komunitas pecinta satwa di Yogyakarta menjadi potensi positif dan negatif sehingga pemerintah perlu mencermati fenomena tersebut dengan memberi ruang gerak.

“Kami berharap tak ada satwa-satwa ilegal beredar di Yogya, dan para komunitas pecinta satwa bisa turut berpartisipasi menjaga kelestarian, terutama untuk penangkaran,” ujarnya.

Untuk membantu pihak BKSDA dalam menjaga satwa dilindungi, Benny menuturkan, pemerintah juga mulai aktif menyusun database jejaring pecinta satwa yang biasanya memiliki komunitas cukup solid antardaerah.

Dari data yang tercatat saat ini, setidaknya ada lima komunitas pecinta reptil, 10 komunitas pecinta musang, dan 10 komunitas pecinta anjing. “Dengan database dan jejaring komunitas pecinta satwa yang kuat, edukasi dan sosialisasi perlindungan satwa bisa semakin digalakkan,” ujarnya.

Benny menambahkan, kontes dan expo satwa tersebut bagian dari gerakan Jogja Cinta Satwa yang sudah dicanangkan sejak 2014 lalu. Pemerintah Kota Yogya saat ini sudah menjaring kader cinta satwa tingkat pelajar. Saat ini, terjaring 128 kader dari 16 sekolah jenjang SD dan SMP.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kontes satwa yang menggunakan anggaran APBD sebesar Rp 119 juta ini,
untuk kontes reptil ada 30 kelas yang dilombakan. Sedangkan musang dan anjing masing-masing sembilan kelas. Target peserta jenis reptil ialah 600 pendaftar, musang 100 pendaftar, dan anjing 75 pendaftar.

Total hadiah yang akan diperebutkan mencapai Rp 223,2 juta. Masing-masing Rp 1,5 juta untuk Juara I, Rp 1,25 juta untuk Juara II, Rp 1 juta bagi Juara III, dan Rp 500 ribu bagi Juara Harapan I, serta Rp 400 ribu bagi Juara Harapan II.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta Halik Sandera berharap, pemerintah dan para anggota komunitas melalui kontes-kontes semacam ini juga membantu tumbuhnya kesadaran di masyarakat bahwa bukan satwa dilindungi saja yang wajib dilestarikan.

“Melainkan satwa yang selama ini punya peran dalam sebuah rantai ekosistem karena itu menjadi faktor keberlanjutan kelestarian lingkungan yang lebih kompleks,” ujar Halik.

Halik mencontohkan, wabah ulat bulu yang mendera sejumlah wilayah tanah air beberapa waktu lalu diduga kuat karena putusnya rantai makanan di atasnya. Seperti burung yang hilang akibat terus diburu dan diperjualbelikan.

Maraknya fenomena gagal panen petani akibat serangan tikus juga diduga kuat karena putusnya rantai makanan di atasnya, seperti berkurangnya populasi burung hantu dan ular.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

7 hari lalu

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT
Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

20 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.


Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

24 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.


Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

25 hari lalu

Gambar kemunculan harimau sumatera di jalan lintas barat Tanggamus-Krui Pesisir Barat. ANTARA/Dokumentasi pribadi
Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.


Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

26 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

36 hari lalu

Petugas damkar Tulungagung saat mengevakuasi seekor buaya yang ditangkap warga di areal persawahan Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Rabu, 13 Maret 2024. ANTARA/HO - Damkar Tulungagung.
Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?