TEMPO.CO, Jakarta - Elang Arifin dan Niko Denus, bocah berusia 11 tahun dari kelas IV-1 Sekolah Dasar Negeri Andir Kidul, Kota Bandung, berbaris rapi bersama 1.148 murid lainnya di lapangan utama sekolah. Kedua bocah ini menunggu giliran untuk membubuhkan cap tangan di atas kain-kain perca yang sudah tersedia.
Tiba giliran Elang. Dengan bimbingan sang guru, tangan mungilnya langsung dicelupkan ke dalam baskom berisi cat warna merah. Kemudian dengan penuh suka cita, dia menempelkan tangannya yang basah dengan cat ke atas kain perca berwarna putih. Elang juga menuliskan kalimat 'daripada hidup korupsi lebih baik hidup jujur' di atas kain tersebut.
Jawaban polos keluar dari mulut Elang ketika ditanya arti korupsi. "Korupsi adalah mengambil hak orang lain untuk kepentingan sendiri," ujar Elang kepada Tempo, Jumat, 27 November 2015.
Kegiatan membubuhkan cap tangan di atas kain perca yang dilakukan Elang dan ribuan teman-temannya di SD Negeri Andir Kidul ini merupakan rangkaian acara kegiatan Hari Antikorupsi Internasional (HAKI). Sebanyak 1.150 tanda tangan dari murid SD Negeri Andir Kidul ini nantinya akan digabung dengan ribuan cap tangan dari kegiatan lainnya hingga mencapai 10 ribu lebih cap tangan.
"Kain-kain perca ini akan dijalin menjadi satu pas puncak Hari Antikorupsi Internasional pada tanggal 10-11 Desember 2015 mendatang," ujar Koordinator Lapangan dan Aktivis perempuan Antikorupsi, Cece Etit Gartiah.
Sepuluh jari di atas kain perca tersebut, lanjut Cece, merupakan lambang dari 10 nilai integritas, yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil, dan sabar.
"Output-nya mudah-mudahan dengan kegiatan ini anak-anak bisa mengetahui bahwa jujur itu sangat baik untuk kebaikan. Karena mereka ini adalah penerus bangsa," tuturnya.
Cece menambahkan, langkah lain yang dilakukan oleh para aktivis antikorupsi untuk menananamkan budaya antikorupsi sedari dini adalah dengan menerapkan 10 nilai integritas kepada anak-anak. Caranya pun berbagai macam, tidak hanya dengan mengikutsertakan dalam festival antikorupsi, tapi anak-anak juga diberikan dongeng-dongeng yang mengandung 10 nilai integritas seperti yang telah dilakukan di SD Gagas Ceria, Jalan Malabar, Kota Bandung.
Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SDN Andir Kidul Ahmad Taufan Hidayat menambahkan, selain siswa dan siswi, para orang tua murid dan komite sekolah juga ikut ambil bagian dalam kegiatan membubuhkan cap tangan di atas kain perca tersebut. "Jumlah keseluruhannya sampai 1.500 orang," akunya.
Dengan kegiatan tersebut, dia berharap murid-muridnya bisa menerapkan 10 nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari. "Harapannya terlahir generasi emas yang bersih dari korupsi," tandasnya.
PUTRA PRIMA PERDANA