TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menilai reaksi terhadap plesetan Sampurasun sudah berlebihan. “Tanya dulu maksudnya apa. Jangan konfrontatif, itu bukan satu-satunya solusi. Memang itu haknya setiap orang (bereaksi seperti itu) tapi coba bersikap lebih dewasa, lebih arif,” kata dia di Bandung, Kamis, 26 November 2015.
Deddy meyakini, pemelesetan idiom kultural pasti punya maksud, tapi bukan untuk melecehkan sebuah kultur. “Menggunakan idiom kultural tadi pasti ada tujuannya, bukan untuk menjelekkan kultur tertentu, tidak,” kata dia.
Dia menduga, niat pelontar plesetan Sampurasun menjadi Campur Racun itu dalam konteks bercanda. “Saya gak yakin juga buat seorang Habib Rieziq menghina atau merendahkan sebuah kultur. Mungkin dia bercanda dalam memakai istilah budaya untuk tujuan tertentu. Ketemu saja dengan Habib Rieziq, gak makan orang kok,” kata dia.
Menurut Deddy, reaksi yang konfrontatif malah memunculkan konflik baru. “Sampai ini dituntut, terlalu berlebihan. Menimbulkan konflik baru lagi, coba ketemu saja dengan Habib Rieziq, maksudnya apa? Susah amat dialog bangsa ini,” kata dia.
Sebelumnya, Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat yang diinisiasi oleh Angkatan Muda Siliwangi, Jawa Barat, melaporkan Ketua Front Pembela Islam Rizieq Shihab kepada Kepolisian Daerah Jawa Barat atas tuduhan penghinaan dan pelecehan terhadap budaya Sunda karena telah mempelesetkan salam Sunda "sampurasun" menjadi "campur racun".
"Laporannya dilakukan kemarin. Dia mempelesetkan sampurasun menjadi campur racun saat diundang ceramah oleh Bupati Purwakarta beberapa waktu lalu," kata Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Pusat Noeriy Ispandji Firman di Bandung, Selasa, 24 November 2015.
Noeriy lalu memperlihatkan rekaman video berdurasi sekitar 40 detik yang menampilkan Rizieq sedang berceramah lalu mempelesetkan salam Sunda "sampurasun" menjadi "campur racun" kepada wartawan.
Petinggi ormas keagamaan tersebut dilaporkan Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik karena dalam video tersebut terdapat ucapan Rizieq yang mempelesetkan salam "sampurasun". Rizieq dituntut agar meminta maaf kepada masyarakat Sunda karena telah mempelesetkan salam "sampurasun".
"Kami mengecam pemimpin Front Pembela Islam tersebut dengan melarang Rizieq Shihab masuk ke Jawa Barat dan menuntut Rizieq Shihab meminta maaf secara terbuka. Itu tuntutan kami," ujarnya.
Sementara, mantan Ketua Umum Front Pembela Islam Rizieq Shihab menjawab kritik Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang diajukan kepadanya terkait dengan tuduhan ia mempelesetkan “sampurasun” menjadi “campur racun”. Dalam artikel berjudul “Sampurasun” yang ia muat pada situs pribadinya, Rizieq mengatakan yang ia maksud dengan "campur racun" adalah perilaku Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Rizieq menganggap Dedi menganut perilaku syirik yang dilarang dalam Islam. Perilaku itu tergambar lewat berbagai tindakan yang ia anggap sudah jauh dari nilai-nilai Islam. "Dedi tidak bangga dengan Islam-nya, tapi ia bangga dengan patung, sesajen, dan tahayulnya," tutur Rizieq. "Dedi bukan sedang memasyarakatkan sampurasun, tapi sedang merusak umat Islam Purwakarta dengan campur racun."
AHMAD FIKRI