TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 150 mahasiswa dalam 75 tim berlomba selama 12 jam di Aula Timur Institut Teknologi Bandung, Kamis, 26 November 2015. Kompetisi BDGVISUALTHON 2015 itu menantang peserta membuat infografis dari bahan sumber data Pemerintah Kota Bandung. Tujuannya, agar data tersebut memikat serta publik mudah membacanya dan mengerti.
Ketua panitia lomba, Intan R. Mutiaz, mengatakan mayoritas peserta dari kalangan mahasiswa jurusan desain komunikasi visual di Bandung. Sedangkan sisanya dari Jakarta dan Solo. Tema data yang diolah dari Dinas Informasi dan Komunikasi adalah tentang pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan transportasi.
Waktu lomba dimulai pukul 10.00 hingga 20.00 WIB dengan dewan juri terdiri atas lima orang dosen dan seorang pegawai Dinas Informasi. “Lomba ini juga ingin memicu pemerintah agar bisa mengemas informasi data untuk publik dengan tampilan kreatif, menarik, dan informatif,” ucap pengajar multimedia di Program Studi Desain Komunikasi Visual ITB itu. Bentuk hasil rancangan yang dibuat peserta untuk dinilai dewan juri berupa poster.
Tim mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Bandung, yang terdiri atas Fadhil Yavi dan Ikhwanuddin mendapat tema soal pendidikan. Mereka merancang infografis tentang jumlah anak yang bersekolah dan tidak di Kota Bandung. Pada lomba perdana bagi mereka ini, ada satu tahapan yang memakan waktu lama. “Datanya cukup. Yang makan waktu itu membuat digital imaging untuk penyampaian yang pas ke pembaca,” ujar Fadhil.
Sehari sebelumnya, seluruh perwakilan peserta diberi pembekalan materi teknik-teknik dan kiat pembuatan infografis oleh Redaktur Kreatif Tempo Media, Gilang Rahadian. Panitia mengundang Tempo untuk berbagi pengalaman kepada peserta, tentang merancang infografis secara cepat, akurat, dan menarik dari segi estetika tanpa meninggalkan fungsi informasinya. "Infografis yang baik dapat memudahkan pembaca memahami persoalan dengan cepat. Desainer harus bisa menyederhanakan angka-angka atau data yang rumit menjadi informasi menarik," kata Gilang, Rabu, 25 November 2015 di Kampur Institut Teknologi Bandung.
Dewan juri akan menentukan 20 tim finalis. Dari 20 finalis itu, dewan juri akan memilih juara pertama, kedua, dan ketiga. Panitia yang bekerja sama dengan lembaga Making All Voice Count menyediakan hadiah Rp 7 juta, Rp 5 juta, dan Rp 3 juta bagi tim juara pertama, kedua, dan ketiga. Sedangkan finalis lain akan mendapat uang Rp 1 juta. Pemenang akan diumumkan pada 2 Desember 2015 di Aula Barat ITB.
ANWAR SISWADI