TEMPO.CO, Yogyakarta - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) hari ini, Kamis, 26 November 2015, menggelar Silaturahmi Akbar dan Kongres XV di Pondok Pesantren Pandanaran Yogyakarta. Acara yang rencananya akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut akan berlangsung hingga besok, Jumat, 27 November 2015.
Terdapat dua calon kuat yang akan memperebutkan posisi ketua umum GP Ansor untuk lima tahun ke depan, yakni Abdussalam Sohib, yang dikenal dengan nama Gus Salam dari Jawa Tengah, dan Yakut Cholil Coumas atau biasa disapa Gus Tutut dari Jawa Timur.
Imam Rifai, Ketua Cabang Ansor Pati Jawa Tengah, mengatakan, Gus Tutut memiliki kapasitas, pengalaman, dan komitmen. "Dan itu saya liat sendiri, dan saya buktikan sendiri selama menjadi pengurus cabang," kata Imam.
Imam menambahkan, untuk menjadi pimpinan GP Ansor harus memiliki visi yang jelas dan merupakan hasil dari pengkaderan, bukan karena didukung oleh elite atau orang kuat. Imam mengatakan, Gus Tutut sudah lama menjadi kader GP Ansor di Jawa Tengah. "Jawa Tengah sudah komitmen," kata Imam, Rabu, 25 November 2015.
Adapun Sekretaris Pimpinan Cabang Lamongan Jawa Timur, Sohibul Habib, mengatakan, Jawa Timur mendukung Yakut Cholil Coumas (Gus Tutut) sebagai calon ketua umum menggantikan Nusron Wahid.
Zahar Sitorus, Kepala Satuan Koordinator Cabang Serdang Bagadai, Sumatera Utara, menanggapi dua calon tersebut. Ia menyatakan akan mendukung secara objektif dan akan menolak agenda politisasi. "Pada intinya, Sumatera Utara mendukung calon yang berinteraksi dengan integritas dan visi yang jelas," ucap Zahar.
Khairial, Sekretaris Pimpinan Cabang Batu Bara, Sumatera Utara, menyatakan sejauh ini belum melihat visi-misi dan rekam jejak dari kedua calon tersebut. Khairial mengatakan akan melihat program kerja keduanya sehingga tidak memilih kucing dalam karung.
Dia mengatakan, GP Ansor Sumatera Utara belum memberikan dukungan kepada salah satu calon. Mengenai dua calon terkuat yang diusung, Khairial mengatakan akan melihat siapa yang lebih mampu dan minim kepentingan politik. "Kita akan melihat program yang dijanjikan akan seperti apa," tambah Khairial.
Dalam Kongres GP Ansor kali ini, beredar kabar akan menggunakan sistem ahlul halli wal aqdi atau Ahwa. Sistem Ahwa merupakan sistem pemilihan dengan perwakilan dari kiai dan ulama. Imam Rifai membenarkan kemungkinan digunakannya sistem Ahwa dalam pemilihan pimpinan GP Ansor.
Zahar Sitorus menyayangkan apabila pemilihan menggunakan sistem Ahwa karena Ansor merupakan gerakan kepemudaan sehingga perlu diwakili pemuda, bukan kiai dan ulama. Selain itu, Zahar menghawatirkan adanya kepentingan politik dalam pemilihan. "Ada indikasi seperti itu," kata Zahar.
ANISATUL UMAH