TEMPO.CO, Pekanbaru - Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-29 di Pekanbaru kembali ricuh. Rombongan kader HMI yang diduga dari Sulawesi Selatan menyerang panitia lokal setelah mengadakan rapat internal di Hotel Green, Pekanbaru, kemarin malam.
Akibatnya satu korban dari panitia lokal terkena anak panah di bagian punggungnya. "Perselisihan dipicu saat rombongan liar ini menanyakan keberadaan ketua panitia untuk meminta pelayanan," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru Ajun Komisaris Besar Sugeng Putut Wicaksono, Senin, 23 November 2015.
Baca juga:
Setelah Ketemu Prabowo, Setyo Novanto di Atas Angin?
Mengharukan: Masjid Dirusak, Bocah Ini Bantu Pakai Celengan
Menurut Putut, peristiwa terjadi sekitar pukul 23.00 seusai panitia lokal melakukan rapat membahas aksi rusuh yang dilakukan rombongan liar. Lima panitia lokal yakni Satrio, Alitondi, Syahroni, Febrizon, dan Afgani tengah duduk di samping hotel sambil bercerita.
Kemudian segerombolan massa yang diduga dari Sulawesi Selatan mendatangi panitia lokal itu. Rombongan ini menanyakan keberadaan ketua panitia. Mengetahui kelimanya merupakan bagian dari panitia, rombongan ini langsung memukul.
Aksi itu kemudian diketahui rekan panitia lain yang berada di seberang jalan. Para panitia kemudian berlari ke arah kejadian untuk membantu temannya. Namun rombongan langsung kabur ke Gelanggang Remaja. Sempat terjadi saling lempar batu dan kayu.
Seorang panitia bernama Syahroni tertembus anak panah di bagian punggungnya. Para korban telah dilarikan ke rumah sakit. Putut mengaku, sejauh ini polisi belum menemukan siapa saja dari kelompok rombongan liar yang terlibat dalam penyerangan itu. "Kami masih proses penyelidikan," katanya.
Ketua pelaksana kongres, Fatharyanto, belum dapat dikonfirmasi. Telepon maupun pesan singkat yang dikirim tak berbalas.
Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru sejak awal menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Acara yang berlangsung pada 22 hingga 26 November itu mendapat kucuran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Riau (APBD) Riau sebesar Rp 3 miliar.
Sejak rombongan kader dari berbagai daerah tiba, polisi maupun masyarakat dibuat repot oleh aksi anarkis ribuan mahasiswa. Mulai dari tidak membayar makan di sebuah restoran di Indragiri Hulu, melakukan pengrusakan fasilitas umum hingga merusak mobil dinas polisi.
RIYAN NOFITRA
Revisi: Dalam berita disebutkan bahwa penyerang adalah kader HMI dari Sumatera Selatan. Berita yang benar adalah penyerang dari Sulawesi Selatan. Mohon maaf atas kekeliruan tersebut.
Baca juga:
Selingkuh Bisnis-Politik Soal Freeport: Begini Nasib Setyo Novanto
Setya Novanto Didesak Mundur: Bila Tak Mau, Ada Ancamannya