TEMPO.CO, Jakarta -Politikus Partai Golkar Setya Novanto mengklaim, posisinya sebagai Ketua DPR kian kuat karena didukung sejumlah partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih. Meski pun, banyak politikus di DPR yang mendesaknya mundur. Dukungan itu, menurut Setya Novanto, didasarkan hasil pertemuannya dengan pimpinan Koalisi Merah Putih di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Jumat 20 November 2015.
"Untuk kasus yang sekarang sedang terjadi, kita serahkan kepada Mahkamah Kehormatan Dewan yang saat ini sedang melakukan penyelidikan bersama Bareskrim," kata Setya dalam acara pembukaan Munas V Gema Mathlaul Anwar di Kota Tangerang, Sabtu 21 November 2015.
Setya Novanto mengaku sudah menjelaskan seluruh kasus yang sekarang menimpanya kepada pimpinan KMP yang saat itu dihadiri Amien Rais, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie dan Pimpinan PKS. "Saya tetap diminta untuk mempertahankan jabatan sebagai Ketua DPR RI," ujar Setya.
"Saya juga sudah jelaskan masalah ini kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla kalau tak ada pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden serta meminta saham PT. Freeport Indonesia," tegasnya.
Setya percaya MKD akan berlaku independen dan tanpa intervensi, sedangkan mengenai mosi tak percaya sejumlah fraksi, dia menilainya hak setiap orang."Biarkan saja, karena itu hak setiap orang," ujar Setya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkan Setya Novanto kepada MKD atas pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden untuk meminta saham kepada PT. Freeport Indonesia.
ANTARA
Baca juga:
Di Balik Heboh Setya Novanto; 3 Hal yang Perlu Anda Tahu
Segera Dipanggil Mahkamah, Ini Sederet Jerat Setya Novanto