Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Titik Nol Belum Selesai, Perayaan Sekaten dipersingkat  

image-gnews
Puluhan abdi dalem Keraton Surakarta menggotong Gunungan Sekaten di Pelataran Masjid Agung, Surakarta, 3 Januari 2015. Keluarnya gunungan mendandai puncak acara Sekaten yang digelar untuk penyambut Maulid Nabi Muhammad. Tempo/Ahmad Rafiq
Puluhan abdi dalem Keraton Surakarta menggotong Gunungan Sekaten di Pelataran Masjid Agung, Surakarta, 3 Januari 2015. Keluarnya gunungan mendandai puncak acara Sekaten yang digelar untuk penyambut Maulid Nabi Muhammad. Tempo/Ahmad Rafiq
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan tetap menggelar tradisi tahunan Pasar Malam Perayaan Sekaten pada Desember tahun ini meski penataan kawasan Titik Nol Kilometer dan Alun-Alun Utara belum selesai sepenuhnya.

Prosesi pasang pathok Sekaten tahun Jimawal 1949/1437 H/2015 M di Alun-Alun Utara pun telah dilakukan bersama perwakilan Keraton dan pemerintah Kota Yogyakarta Jumat pagi, 20 November 2015.

"Sekaten tetap digelar, tapi hanya 21 hari, tidak sampai 40 hari seperti tradisi yang biasanya," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta, Sri Harnani.

Waktu yang dipersingkat untuk Sekaten yang dimulai tanggal 4 hingga 24 Desember 2015 ini dimajukan pada bagian awal penyelenggaraannya. Yakni, yang mengacu pada waktu dimasukkannya kembali perangkat gamelan Nyai Sekati ke dalam Keraton pada 23 Desember, setelah sepekan dikeluarkan.

Sri menuturkan, diperpendeknya perayaan ini tak lepas dari surat rekomendasi dari Keraton dan pemerintah DIY yang masih berfokus mengebut penyelesaian penataan simpang Titik Nol Kilometer yang juga ditargetkan selesai Desember.

"Waktu yang diberikan pemerintah DIY sebenarnya lebih longgar, mulai 17 sampai 28 Desember, tapi kami persingkat untuk persiapan," ujarnya.

Pemerintah sendiri tak menarik biaya sewa dari stan-stan yang dibangun alias seluruhnya digratiskan. Dari sekitar 700 kaveling stan yang disediakan, sepuluh persennya diperuntukkan bagi kelompok usaha mikro kecil menengah binaan pemerintah. Sedangkan sisanya dibagi untuk stan-stan pameran pemerintah dan masyarakat umum yang berpartisipasi.

"Total ada empat blok stan, semuanya tak ada biaya sewa, kecuali listrik dikelola dan ditanggung patungan peserta sendiri," ujar Sri.

Sri menambahkan, karena tak memungut biaya sewa stan, pengeluaran untuk perayaan ini sangat terbatas dan menggunakan dana kegiatan pos APBD Kota sekitar Rp 500 juta. Tahun lalu saat masih menerapkan sewa, pemasukan dari Sekaten ini sekitar Rp 1 miliar selama sebulan lebih penyelenggaraannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Juru bicara Keraton atau Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat, menuturkan, pihaknya meminta saat pendirian dan pembongkaran tenda-tenda sekaten di Alun-Alun Utara, tidak merusak penataan yang sudah dilakukan.

"Terutama tata letak tenda, tetap memberi ruang muka keraton tetap tampak, jangan semua tertutup tenda," ujar Jatiningrat yang akrab disapa Romo Tirun itu. Tirun juga mengingatkan agar pemasangan tenda tak merusak fondasi permukaan tanah Alun-Alun Utara. Sebab, penataan fondasi sebenarnya belum selesai, terutama untuk infrastruktur pengkabelan.

"Yang penting, jangan gara-gara Sekaten, Alun-Alun kembali semrawut, dan lalu lintas bisa tetap steril dari angkutan besar keluar masuk," ujar Tirun.

Ketua Forum Koperasi Alun-Alun Utara (FKAAU ) Muhammad Fuad yang juga panitia operasional Sekaten menuturkan, selama perayaan, Alun-Alun tetap steril dari keluar masuk bus besar.

"Sebagai gantinya, wisatawan disediakan shuttle bus di titik parkir bus Ngabean dan Senopati," ujarnya. Shuttle bus itu adalah armada si Thole yang berjumlah 20 unit dan beroperasi dari pukul 08.00 sampai 22.00 WIB.

Untuk parkir kendaraan pribadi sepeda motor dan mobil, hanya dikhususkan di area barat Sekaten.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

42 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

46 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

49 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

52 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

57 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.