TEMPO.CO, Bandung - Salah satu tersangka serangan teror Paris bernama Frederick C Jean Salvi, 41 tahun, pernah tinggal di Bandung selama lima bulan pada 2005. Hal itu diungkapkan oleh Kyai Haji Imang Abdul Hamid, pimpinan Pondok Pesantren Al-Jawami yang terletak di Jalan Al-Jawami, RT 03, RW 21, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Saat terakhir menemui Abdul Hamid, Frederick mengungkapkan niatnya pulang ke Prancis. Bahkan, Frederick sempat menawarkan menjual mobil miliknya. "Untuk biaya ongkos pulang ke Prancis. Tapi saya tolak. Tawarkan saja ke tempat jual beli mobil," kata Abdul Hamid. saat dihubungi Tempo, Rabu, 18 November 2015.
Menurut keterangan Hamid, Frederick sempat tinggal di Bandung selama lima bulan. "Saat itu tahun 2005. Frederick pernah empat kali berkunjung ke Al Jawami," kata putera Mama Sujai, pendiri Pesantren Al Jawami pada tahun 1931.
Di Bandung, Frederick diketahui tinggal bersama seorang istri dan dua putrinya. Abdul Hamid mengatakan, Frederick selalu membawa keluarganya saat mengunjungi Pesantren Al Jawami. "Sebagai sesama muslim, saya harus menghormati tamu. Karena itu saya sambut mereka," kata Abdul Hamid.
Ihwal status Frederick yang dijadikan tersangka penyerangan di Paris beberapa waktu lalu, Abdul Hamid mengaku tidak menyangka hal itu. "Saat bertemu 2005 lalu, Frederick terlihat biasa saja. Dari penampilannya, saya pikir aman-aman saja, tidak terlihat kejam dan terlibat teror," ujar Abdul Hamid.
Frederick menjadi buron polisi sejak 2010 lalu. Ia diduga termasuk dalam kelompok teroris Cibiru, Bandung. Pria yang dipanggil Ali ini menyumbangkan mobilnya, Mitsubishi Galant menjadi bom mobil.
HISYAM LUTHFIANA