TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan bahwa meninggalnya Dionisius Giri Samoedra atau Andra adalah pengalaman buruk dan pahit untuk pemerintah.
"Ini merupakan pengalaman buruk dan pahit untuk kami melihat apa yang diperlukan dan kesiapan (bagi dokter) yang dibutuhkan," kata Puan setelah memimpin rapat koordinasi mengatasi banjir di kantornya, Jumat, 13 November 2015. Puan juga mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Andra saat menjalankan tugas.
Puan mengatakan mendengar kabar tersebut dari Kementerian Kesehatan yang menyatakan bahwa Andra meninggal karena sakit. "Tetapi saya juga masih mau menanyakan mengapa tiba-tiba ia meninggal setelah dinas enam bulan," ujar Puan.
Pihaknya, ujar Puan, akan memikirkan kembali kesejahteraan dan keselamatan program dokter ke daerah terpencil. Dengan demikian kasus ini tak terulang.
"Kami harus siaga karena itu kewajiban bagi mahasiswa kedokteran untuk ditugaskan ke daerah-daerah terluar, terpencil, dan terbelakang (3T) untuk mengaplikasikan ilmunya ke pinggiran," tutur Puan.
Terkait dengan transportasi di daerah terpencil yang sulit dijangkau, ia mengakui banyak pulau yang tidak bisa dijangkau dengan mudah. "Memang transportasi laut dan antarpulau ini yang harus ditingkatkan, dan ini memang sesuai dengan keinginan Presiden untuk menjangkau daerah 3T," ucapnya. "Jangan sampai transportasi menghambat perwakilan pemerintah di daerah tertinggal."
Andra adalah dokter lulusan Universitas Hasanuddin yang sedang menjalani masa magang atau internship di Rumah Sakit Cendrawasih Dobo, Kepulauan Aru, Maluku. Andra meninggal setelah mengalami demam saat ia kembali ke Dobo setelah berlibur di Jakarta pada 7 November lalu.
ARKHELAUS WISNU