Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tinggalkan Kemapanan:Dokter Ini Pilih Mengabdi, Gugur di Aru  

image-gnews
Dionisius Giri Samudra (tengah), dokter muda yang meninggal dunia akibat menderita demam ditambah penurunan kesadaran dan trombositnya. Tempo/Iqbal
Dionisius Giri Samudra (tengah), dokter muda yang meninggal dunia akibat menderita demam ditambah penurunan kesadaran dan trombositnya. Tempo/Iqbal
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rizki Amalia Wakano, tak pernah bisa melupakan Dionisius Giri Samoedra atau Andra. Enam tahun lalu, ketika bertemu sebagai sesama mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, Makasar. Kiki bertanya kepada sahabatnya itu, mengapa Andra memilih kuliah di Universitas Hassanuddin Makassar, jauh dari pilihan hidup mapan di Jakarta. Kiki, terkesan dengan jawaban Andra.

Dionisius Giri Samoedra alias Andra, sahabatnya yang baru menutup usianya di Kepulauan Aru itu, mengaku ingin keluar dari kemapanan hidup orang Jakarta, dan memilih hidup dengan pengabdian lain di tempat yang jatuh. "Memang saat ikut SMPTN, Andra memilih ke sini," kata Kiki, sapaan Rizki Amalia Wakano kepada Tempo, Kamis 12 November 2015.

Sejak itu, Kiki terkesan dengan Andra. Apalagi lulusan SMA Kolese Gonzaga itu sosok  yang sangat perhatian, dan ramah pada siapapun.  "Dia orangnya perhatian sama teman-teman, tidak pernah ngeluh, meskipun dia sendiri jauh dari rumahnya di Jakarta," kata Kiki.

SIMAK:  Curhat Ibu Dokter Muda: Sebelum ke Aru, Andra Minta Dipeluk

Kiki mengakui bahwa Andra selalu ingin mencoba hal-hal baru. Maka dari itu, kata dia, Andra berusaha mencari tempat yang baru untuk internship agar dapat suasana dan bertemu orang-orang baru. "Makanya dia memilih di Kepulauan Aru, karena kuota di sana juga masih ada," katanya.

Kiki juga sempat mempertanyakan keputusan Andra mengingat situasi Aru yang serba terbatas. "Tapi saat itu, Andra hanya menjawab, 'Ya enggak apa-apa kali, namanya juga kerja, dijalani saja, pasti nanti bisa'," ujarnya meniru kata-kata Andra.

Sesampainya di Aru, kata Kiki, Andra memberi pesan kepada Kiki setelah melihat kondisi rumah sakit di sana. "Dia kirim pesan, 'ya ampun, rumah sakitnya beda banget', tetapi saat ditanya kenapa, ia hanya jawab, 'ya begitu', lalu hanya tertawa," katanya mengulang dialognya dengan Andra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mungkin berbeda dengan di sini yang rumah sakitnya besar, sedangkan di sana berbeda," kata Kiki lagi.

Kiki bercerita bahwa Andra sempat berlibur pada akhir Oktober kemarin. Andra memutuskan untuk menyempatkan diri pulang ke Jakarta. Saat itu dia sempat telepon dan bilang sedang tidak enak badan.

Andra kemudian kembali ke tempat magangnya di Aru dengan keadaan masih sakit. Sampai di Tual, Maluku Tenggara, Kiki mendapat kabar Andra mengalami demam. "Tetapi saat itu, Andra bilang masih kuat, sedangkan naik kapal ke Aru butuh waktu 12 jam," katanya. Baru setelah mendarat, Kiki mendengar kabar bahwa Andra langsung dibawa ke rumah sakit. Mendengar kabar meninggalnya kemarin, Kiki merasa kosong.

ARKHELAUS WISNU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kemenkes Angkat Ribuan Dokter dan Bidan Pegawai Tidak Tetap

22 Februari 2017

Ribuan Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dari seluruh Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan Kementerian Kesehatan, Jakarta, 4 Mei 2016. Dalam aksi damai ini mereka mendesak Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek untuk segera mengangkat Bidan PTT menjadi Pegawai Negeri Sipil. TEMPO/Imam Sukamto
Kemenkes Angkat Ribuan Dokter dan Bidan Pegawai Tidak Tetap

Sebanyak 39.090 dokter, dokter gigi dan bidan PTT yang berusia kurang dari 35 tahun dinyatakan lolos menjadi calon ASN di lingkungan Pemda.


Menteri PAN Klaim Masalah Bidan PTT Sudah Selesai

26 Agustus 2016

Ribuan Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dari seluruh Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan Kementerian Kesehatan, Jakarta, 4 Mei 2016. Dalam aksi damai ini mereka mendesak Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek untuk segera mengangkat Bidan PTT menjadi Pegawai Negeri Sipil. TEMPO/Imam Sukamto
Menteri PAN Klaim Masalah Bidan PTT Sudah Selesai

Bidan desa menuntut dijadikan pegawai tetap.


Dokter Internship Asal Aceh Meninggal di Pedalaman Maluku  

16 Desember 2015

Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com
Dokter Internship Asal Aceh Meninggal di Pedalaman Maluku  

Dokter Afriandi asal Aceh mengalami demam dan dehidrasi sebelum akhirnya meninggal di pedalaman Maluku.


Lagi, Dokter PTT di Pedalaman Membutuhkan Perawatan Medis  

26 November 2015

Ilustrasi dokter. Pixabay.com
Lagi, Dokter PTT di Pedalaman Membutuhkan Perawatan Medis  

Dr Lasma Elonara Sinaga dikabarkan sempat tidak sadarkan diri karena mengalami radang otak.


Tunjangan Minim, Banyak Dokter Enggan Tugas di Daerah  

17 November 2015

Dionisius Giri Samudra (tengah), dokter muda yang meninggal dunia akibat menderita demam ditambah penurunan kesadaran dan trombositnya. Tempo/Iqbal
Tunjangan Minim, Banyak Dokter Enggan Tugas di Daerah  

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan hingga tingkat terendah.


Langit Cerah Iringi Pemakaman Dokter Andra  

15 November 2015

Suasana pemakaman dokter internship Dionisius Giri Samoedra atau Andra, di TPU Kampung Kandang, Jakarta, 15 November 2015. TEMPO/Arkhelaus Wisnu
Langit Cerah Iringi Pemakaman Dokter Andra  

Isak tangis mengiringi prosesi pemakaman dokter Andra di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.


Dokter Andra Pernah Janji Belikan Ibunya Mutiara  

15 November 2015

Jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau Andra tiba di Bandara Soekarno Hatta, yang kemudian dijemput oleh keluarga di Tangerang, Banten, 13 November 2015. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat
Dokter Andra Pernah Janji Belikan Ibunya Mutiara  

Dokter Andra sempat bilang kepada ibunya ingin membelikan mutiara dari Dobo. Sebab, di sana, mutiaranya bagus-bagus.


Sebelum Dokter Andra Meninggal, Begini Firasat Orang Tua  

15 November 2015

Menteri kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek melihat Jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau Andra tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 13 November 2015. Kementerian Kesehatan memberikan penghargaan kepada Andra dengan penghargaan Ksatria Bakti Husada. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat
Sebelum Dokter Andra Meninggal, Begini Firasat Orang Tua  

Bagaimana aktivitas dokter Andra di rumahnya sebelum berangkat ke Aru?


Upaya Selamatkan Dokter Andra, Sewa Pesawat Rp 750 Juta

15 November 2015

Keluarga menggotong peti jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau Andra saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 13 November 2015. Penghargaan yang diberikan oleh Andra atas jasanya melayani pasien di daerah pedalaman. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat
Upaya Selamatkan Dokter Andra, Sewa Pesawat Rp 750 Juta

Demi menyelamatkan dokter Andra, keluarga dan kerabat menyewa pesawat rintisan senilai US$ 82,9 ribu atau setara Rp 750 juta.


Gaji Dokter Magang Naik Tahun Depan

15 November 2015

Keluarga menggotong peti jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau Andra saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 13 November 2015. Penghargaan yang diberikan oleh Andra atas jasanya melayani pasien di daerah pedalaman. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat
Gaji Dokter Magang Naik Tahun Depan

Selain mendapatkan BBH, menurut Usman, dokter magang akan mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah tempat mereka menjalani program internship.