TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia M. Jusuf Kalla resmi meluncurkan kampanye "Yuk Nabung Saham" sebagai kampanye nasional. Acara yang berlangsung di Main Hall Bursa Efek Indonesia ini juga dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida serta Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio.
"Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dibutuhkan hanya satu, investasi," kata Wakil Presiden Republik Indonesia M. Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara peluncuran Yuk Nabung Saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 November 2015.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan peluncuran kampanye ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang belum paham tentang berinvestasi di pasar modal. Padahal, kata Tito, dalam beberapa tahun terakhir, rata-rata imbal hasil investasi di pasar modal jauh lebih tinggi dibandingkan produk investasi lain.
Data OJK per 2013 menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Indonesia terhadap pasar modal masih sangat rendah. Selain itu, tingkat utilitas produk pasar modal adalah yang terkecil dibandingkan dengan lima industri jasa keuangan lainnya di Indonesia.
"Investor domestik kita masih 0,3 persen dari total penduduk, terkecil di antara negara-negara di ASEAN," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad. Ia mengatakan dari seluruh jumlah investor, sebanyak 65 persen investor saham adalah asing. Sedangkan, obligasi 37 persen juga dikuasai asing.
Aktivitas investor di pasar modal pun masih relatif rendah. Per September 2015, jumlah investor aktif di Indonesia per tahun hanya sebesar 30 persen atau sebesar 125 ribu single investor identification dari total jumlah investor pasar modal.
Berdasarkan realitas tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan sebuah program kampanye berskala nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap investasi di pasar modal. Program kampanye bernama "Yuk Nabung Saham" ini mengajak masyarakat, sebagai calon investor, berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham secara rutin dan berkala.
Dalam kampanye ini, BEI bekerja sama dengan perusahaan tercatat, perusahaan sekuritas, manajer investasi, kantor perwakilan BEI di berbagai kota, dan galeri investasi BEI di beberapa universitas untuk menjadi partner dalam berbagai kegiatan edukasi dan pemasaran kampanye.
Selain itu, BEI juga akan memperkenalkan fasilitas auto debet untuk memudahkan masyarakat Indonesia melakukan pembelian produk pasar modal seperti saham. "Kami harap ini dapat menambah ketertarikan masyarakat terhadap pasar modal," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida.
MAYA AYU PUSPITASARI