Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti: Gempa Yogya Bukan dari Sesar Opak

Editor

Anton Septian

image-gnews
Letak posisi pusat gempa Yogyakarta, 11 November 2015. (BMKG)
Letak posisi pusat gempa Yogyakarta, 11 November 2015. (BMKG)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyanto, mengatakan potensi gempa yang lebih besar pascagempa Yogyakarta pada Rabu, 11 November 2015, tidak bisa diprediksikan. "Belum bisa diprediksi, paling tidak saya tidak bisa memprediksinya," katanya saat dihubungi, Kamis, 12 November 2015.

Menurut Widiyanto, gempa di Yogyakarta kemarin berbeda dengan gempa yang terjadi pada 2006. "Kalau yang terjadi di sesar Opak itu adalah aftershocks dari gempa pada 2006," ujarnya.

"Kalau gempa kemarin itu tidak ada hubungannya atau tidak berhubungan langsung dengan gempa-gempa di sesar Opak (patahan sepanjang 40 kilometer di daerah Bantul). Ini kejadiannya di laut akibat aktivitas subduksi lempeng Samudera Hindia," katanya.

Terkait dengan rentetan gempa beberapa waktu terakhir, di Mandailing Natal, Alor, dan Yogyakarta, ia mengatakan gempa dengan magnitudo di bawah 6 memang sering terjadi di wilayah Indonesia. Tapi, menurut dia, gempa-gempa tersebut belum tentu berhubungan. "Gempa satu dengan yang lain tidak mesti berhubungan," ucapnya.

Ia mengatakan siklus gempa besar di Sumatera dengan magnitudo 9 berlangsung 150 tahunan. Di daerah Kanto, Jepang, siklusnya sekitar 100 tahunan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan gempa dengan magnitudo 5,6 SR termasuk gempa yang kecil jika dibandingkan dengan gempa Sumatera pada 2004. "Tetapi bukan berarti skala 5,6 tidak bisa merusak. Kalau sumbernya dangkal dan terjadi di bawah tanah, tentu akan sangat berbahaya," katanya.

Gempa kembali dirasakan warga Yogyakarta pada Rabu, 11 November 2015. Guncangan terjadi sekitar pukul 18.45 WIB. Gempa itu berpusat di selatan Pulau Jawa berjarak 120 kilometer barat daya Bantul dengan kedalaman 93 kilometer.

ARKHELAUS WISNU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

3 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

BMKG mendeteksi gempa di Bawean, Jawa Timur, pada Rabu siang, 24 April 2024. Dipicu pergerakan sesar lokal


Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

21 jam lalu

Ilustrasi kampus ITB.Instagram
Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

1 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

2 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Banda.


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

2 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

Guncangan kuat terasa di daerah Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat, dengan skala intensitas gempa III MMI.


Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

4 hari lalu

Aktivitas pelayanan nasabah Taspen di Jakarta, Kamis 31 Agustus 2023. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) Persero membukukan nilai investasi lebih tinggi sekitar 20% dari hasil investasi rata-rata industri sejenis dalam beberapa tahun terakhir. Tempo/Tony Hartawan
Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.


ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

4 hari lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar bursa kerja selama dua hari 19-20 April 2024 di gedung Sasana Budaya Ganesha.


Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

6 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Rabu, 17 April 2024. Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Foto: X/@infomitigasi
Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

PVMBG secara cepat menaikkan status Gunung Ruang.


BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

6 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

Penutupan jalan provinsi di Kawasan Sains Terpadu B.J. Habibie menjadi artikel terpopuler Tekno pagi ini, Kamis, 18 April 2024.