TEMPO.CO, PAREPARE – Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare Anwar Saad mengatakan Kepala SMA Negeri 5 Parepare Mas’ud Muhammad hari ini dicopot dari jabatannya. Pencopotan dilakukan karena ia dinilai lalai sehingga terjadi aksi kekerasan terhadap Andi Fikran, siswa kelas X, oleh sejumlah siswa kelas XI dan XII. “Salah seorang siswa yang menjadi pelaku adalah anak kepala sekolah,” ujarnya kepada Tempo, Senin, 9 November 2015.
Menurut Anwar, aparat Dinas Pendidikan sudah menginvestigasi tindak kekerasan oleh kakak kelas terhadap adik kelas di sekolah unggulan itu. Semua pihak dimintai klarifikasi, dari siswa yang menjadi korban, pelaku, kepala asrama di sekolah itu, hingga kepala sekolah. “Dari hasil investigasi ditemukan adanya kelalaian kepala sekolah,” ujarnya.
Anwar menjelaskan, sebelum memutuskan pencopotan terhadap Mas’ud, ia sudah melaporkan masalah itu kepada Wali Kota Parepare Taufan Pawe. “Memberhentikan kepala sekolah itu dan siapa yang akan menggantikannya merupakan wewenang Wali kota,” ucapnya.
Mas’ud mengaku belum mengetahui sanksi pencopotan terhadap dirinya. Namun, kalau memang benar dicopot, ia siap menerima. “Kepala sekolah merupakan tugas tambahan bagi saya,” tutur dia, tanpa menjelaskan apa yang dimaksud tugas tambahan itu.
Ihwal keterlibatan anaknya sebagai salah seorang pelaku tindak kekerasan, Mas’ud justru melakukan pembelaan. Ia juga menyatakan kesiapan jika anaknya dikeluarkan dari sekolah itu dan dikembalikan kepadanya sebagai orang tua. “Kan itu masih anak-anak, wajar yang begitu.”
Sebelumnya Mas’ud sempat membantah kabar soal adanya aksi kekerasan. Namun, untuk mendapatkan fakta yang sebenarnya, ia menugasi guru bimbingan dan konseling meminta klarifikasi dari para pelaku ataupun Fikran sebagai korban.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Parepare Ajun Komisaris Nugraha Pamungkas mengatakan, setelah menerima aduan Fikran, penyidik Polres Parepare masih terus berkoordinasi dengan pihak sekolah. “Kami berupaya agar bisa mempercepat penanganannya,” ujarnya.
Baca juga:
Bung Tomo: Pekik Allahu Akbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal
Kisah Hidup Ely Sugigi: Bermula dari Mengurus Penonton Acara TV
Nugraha tidak menutup kemungkinan menghentikan penangananan kasus itu bila kedua belah pihak mencapai perdamaian. Ia beralasan Polres Parepare tidak bermaksud mengabaikan proses hukum. “Mereka sama-sama sebagai siswa yang memerlukan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Tapi kalau tidak ada perdamaian, proses hukum jalan terus.”
Aksi kekerasan terjadi pada Minggu dinihari pekan lalu. Fikran ataupun para pelaku sama-sama tinggal di asrama sekolah, yang beralamat di di Jalan Kelapa Gading, Kelurahan Bumi Harapan, Kota Parepare. SMA Negeri 5 menerapkan sistem belajar-mengajar boarding school.
Saat itu, tiba-tiba puluhan siswa kelas XI dan XII melakukan berbagai kekerasan terhadap Fikran, dari intimidasi, penculikan, hingga penganiayaan. Akibatnya, Fikran mengalami luka lebam di bagian perut dan lengan. Keesokan harinya, Fikran melaporkan kasus itu ke Polres Parepare.
Paman Fikran, Irwan, menyebut aksi para pelaku tak ubahnya kelompok mafia. Fikran pun untuk sementara ditarik dari sekolah hingga ada pertanggungjawaban dari pihak sekolah. “Mereka seperti mafia. Belum apa-apa sudah main culik. Kami minta sekolah bertangung jawab,” tuturnya.
DIDIET HARYADI SYAHRIR | JALIL HAKIM
Baca juga:
Bercinta dengan Robot hingga Menikahi Boneka Seks
Detik-detik Sukhoi TNI AU Paksa Pilot Amerika Mendarat