TEMPO.CO, Surabaya - Seperti yang terjadi dalam debat pertama, hampir sepanjang debat publik pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya kedua yang digelar pada Jumat malam, 6 November 2015, diisi dengan saling serang dan sindir kedua pasangan calon. Atau lebih tepatnya antara pasangan inkumben Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana dan Rasiyo yang lagi-lagi tampil dominan ketimbang pasangannya, Lucy Kurniasari.
Saling serang sudah terasa sejak segmen awal dan semakin terasa pada segmen tanya-jawab di antara pasangan calon. Diawali dengan pertanyaan yang diajukan Lucy, mantan anggota DPR dan Ning Surabaya, yang mempertanyakan penghargaan sesungguhnya yang didapat pemerintah Risma, dengan memunculkan nama-nama mantan Wali Kota Bambang D.H. dan arsitek yang kini menjadi Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Dalam konteks tema debat yang terkait dengan NKRI dan kebangsaan, Rasiyo menambahkannya dengan kritik terhadap Risma sebagai satu-satunya kepala daerah di Jawa Timur yang tidak membentuk tim pengendali inflasi daerah sesuai arahan pemerintah pusat. Rasiyo, yang pensiunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, menganggapnya sebagai “pembangkangan” terhadap NKRI.
Termasuk ketika berpendapat tentang sekolah kebangsaan yang dibangun Risma, yang dianggapnya sebagai penyimpangan terhadap kurikulum nasional. “Ini maunya apa?” katanya.
Adapun kubu Risma-Whisnu mempertanyakan peran Rasiyo pada pemerintahan Jawa Timur dalam menjaga keutuhan provinsi itu terkait dengan adanya aspirasi daerah tertentu untuk memisahkan diri. Kelihatannya kubu ini, Whisnu tepatnya, merujuk pada pemberitaan tentang akan adanya deklarasi Madura merdeka.
Mereka juga menyerang Rasiyo sebagai mantan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur lewat legacy semacam Sekolah Kebangsaan yang ada di Surabaya. Selain itu, ada juga sindiran-sindiran langsung tentang pertanyaan yang tidak sesuai tema dan jawaban yang tidak menjawab pertanyaan, seperti tentang kebudayaan dan tradisi Sawunggaling di Surabaya.
Secara keseluruhan, pasangan Risma-Whisnu tampil lebih kompak dengan jawaban-jawaban yang presisi dengan alokasi waktu yang diberikan moderator, Mohammad Nasih, Rektor Universitas Airlangga. Adapun kubu sang penantang, sekalipun sudah ada pernyataan dari Lucy, tapi Rasiyo masih jauh lebih dominan.
MOHAMMAD SYARRAFAH