TEMPO.CO , Bangkalan: Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf mengatakan Jawa Timur mendapatkan prestasi nasional dari Badan Narkotika Nasional. Tapi Gus Ipul, sapaan akrab Syaifulla Yusuf, tidak bangga dengan prestasi itu. "Predaraan narkoba di Jawa timur terbesar ke tiga di Indonesia, ini tidak membanggakan," katanya saat memberikan sambutan pada acara deklarasi Aliansi Ulama Madura di Pondok Pesantren Nurul Cholil, Kabupaten Bangkalan, Sabtu, 31 Oktober 2015.
Dari 18 kabupaten dan kota di Jawa Timur, kata Gus Ipul, empat kabupaten di pulau Madura yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep dalam radar pengawas BNN. "Informasi ini saya dapat dari Kepala BNN Budi Waseso waktu ketemu di Surabaya." .
Karena itu, Gus Ipul meminta semua pihak termasuk kalangan pesantren untuk ikut memberantas narkoba.
Sehari sebelumnya, Aparat Kepolisian Resor Bangkalan menggelar sweeping di Rutan Bangkalan. Hasilnya, di kamar A11 polisi menemukan satu poket sabu, timbangan eletrik, plastik kecil untuk membungkus sabu serta alat hisap bong. Narkoba disimpan dalam sebuah kotak mirip sangkar burung lovebird.
"Dua napi penghuni kamar kami amankan ke mapolres untuk diperiksa," kata Kepala Polres Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Windiyanto Pratomo.
Dua napi yang diamankan masing-masing berinisial M, 53 tahun, warga Kecamatan Konang yang dihukum karena mengedarkan sabu. Serta WD, 35 tahun, warga Kecamatan Burneh terpidana kasus asusila. Menurut Windiyanto, sweeping digelar setelah polisi mendapat informasi adanya peredaran narkoba dalam rutan.
Sementara itu, Kepala Rutan Bangkalan Harry Winarca menduga sabu itu dipasok oleh pengunjung rutan. Caranya, duga dia, sabu dimasukkan ke dalam barang bawaan untuk para napi. "Kami akan perketat lagi, barang-barang kiriman untuk napi," katanya.
MUSTHOFA BISRI