TEMPO.CO, Surabaya - Calon Wakil Wali Kota Surabaya, Lucy Kurniasari, terkesan lebih banyak bungkam saat acara debat terbuka yang digelar Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jumat malam, 30 Oktober 2015.
Bahkan, ketika diberi kesempatan oleh pasangannya, Rasiyo, Lucy tampak gagap dan grogi sehingga tidak bisa melanjutkan penjelasannya. Rasiyo pun akhirnya mengambil alih.
Lucy baru mengeluarkan kata-kata lagi menjelang penutupan debat, tepatnya ketika closing statement oleh kedua pasangan calon. Akhirnya, dari keseluruhan debat itu, pasangan nomor urut 1 didominasi Rasiyo.
Beda halnya dengan pasangan inkumben, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana. Keduanya saling melengkapi penjelasan, baik ketika menjawab pertanyaan lawannya maupun ketika menjawab pertanyaan dari moderator, Rosianna Silalahi.
Menanggapi kondisi itu, Lucy mengatakan sudah ada pembagian segmen antara dia dan pasangannya. Pada tema debat kali ini, Lucy menganggap Rasiyo yang lebih menguasai data dan lebih dominan. “Kalau tentang kepemudaan dan pemberdayaan perempuan, baru saya nanti,” ucap Lucy seusai debat terbuka.
Rasiyo juga menjelaskan bahwa memang sudah ada pembagian segmen di antara keduanya. “Pada debat-debat berikutnya, mungkin Ning Lucy yang akan mendominasi. Itu sudah kesepakatan kami,” ujar Rasiyo.
Menurut mantan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur itu, pada debat publik yang pertama ini, ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa dijawab pasangan inkumben, sehingga dia menyerahkan langsung kepada masyarakat untuk menilainya. “Silakan, kalian nilai sendiri, ya,” tuturnya.
Sedangkan pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti, enggan menanggapi diamnya Lucy. Risma menganggap hal itu bukan kapasitasnya untuk menanggapi. Risma juga memasrahkan kepada masyarakat umum, terutama warga Surabaya, untuk menilai debat itu.
Menurut Risma, Surabaya adalah kota unik dan sudah menjadi kota besar. Bahkan ia menggarisbawahi, Surabaya banyak didukung pekerjaan-pekerjaan nonformal, sehingga dia menganggap tidak perlu lagi menjadi orang lain apabila ingin maju.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca juga:
Gempa Besar Diam-diam Intai Jakarta
Wah, Mourinho Tak Jamin Chelsea Masuk 4 Besar, Akan Dipecat?