TEMPO.CO, Yogyakarta - Pembangunan moda transportasi yang terpadu dengan bandar udara baru di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2020, diyakini mampu menggenjot investasi di tiga kawasan industri di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tiga kawasan industri yang tengah digarap itu berada di DIY selatan, yaitu kawasan industri Piyungan dan Sedayu di Bantul serta kawasan industri Sentolo di Kulon Progo.
“Bandara dibangun untuk mempermudah investasi. DIY kan belum punya (kawasan industri),” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal DIY Totok Priyamtono saat ditemui Tempo di ruang kerjanya, Rabu, 21 Oktober 2015.
Sekretaris PT Angkasa Pura (Persero) I Faried sebelumnya menjelaskan, moda transportasi terpadu yang akan dibangun adalah rel kereta api dan jalur tol. Hanya saja, keberadaan jalur tol dinilai Kepala Dinas Perhubungan, Transportasi, dan Komunikasi DIY Sigit Haryanta belum menjadi prioritas utama. Totok pun enggan mengomentari rencana pembangunan jalur tol yang direncanakan Angkasa Pura. “Yang penting, ada kemudahan,” ucap Totok.
Sementara itu, ketiga kawasan industri yang dibangun di DIY selatan diprioritaskan untuk jenis industri nonpolutan.
“Jadi lebih pada industri kecil-menengah dengan sistem padat karya,” ujar Totok.
Berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kulon Progo, kawasan industri di Sentolo akan menempati lahan seluas 72-200 hektare di Desan Tuksono. Sedangkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Penanaman Modal Bantul menyebutkan kawasan industri di Sedayu akan menggunakan lahan seluas 272 hektare dan di Piyungan seluas 100 hektare yang mencakup Desa Stimulyo dan Srimulyo.
PITO AGUSTIN RUDIANA