TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian anggota tubuh Dita Kurniawan, 18 tahun mengalami luka bakar. Benjolan kecil karena melepuh terlihat di lengan, kaki, dan punggunnya saat ditemui Tempo di Pos I Cemoro Sewu wilayah Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu siang, 18 Oktober 2015. Kala itu, remaja itu sedang duduk lesehan di atas tanah tanpa alas.
Di samping kanan siswa Sekolah Menengah Kejuaran Yosonegoro, Magetan itu tergeletak tas ransel dan jaket lusuh. Pada permukaannya tampak banyak lubang kecil-kecil. ‘’Tas dan jaket saya gunakan untuk melindungi tubuh dari percikan api,’’ ujar dia. Dita merupakan salah satu korban yang berhasil menyelamatkan diri dari kebakaran yang terjadi di Lereng Gunung Lawu tepatnya di jalur pendakian antara Pos III dan IV.
Meski berusaha melindungi kulitnya dengan tas dan jaket, panasnya ilalang yang terbakar dan beterbangan tetap menembus kulit Dita, pagi itu. Namun, ia tetap bersyukur dapat terhindar dari tragedi yang menewaskan tujuh pendaki dan dua orang lainnya mengalami luka bakar hingga lebih dari 50 persen.
Dita selamat bisa dibilang karena kecerdikannya. Sekitar pukul 09.00 waktu itu, ia bersama 11 temannya satu sekolah bermaksud turun gunung setelah mencapai puncak Gunung Lawu. Di jalur pendakian antara pos III dan IV yang berkelok, terjal dengan lebar sekitar 1,5 meter tiba-tiba Dita dan rombongan melihat asap.
Baca juga:
Ditemukan, Ini Kisah Safira, Mahasiswi UI Saat Diculik
Di Mata Dosen, Safira Mahasiswa Istimewa, IPK 3,6
Para remaja itu terus melangkah maju dan tidak berpikir halangan yang ada di depannya. Tiba-tiba saja asap itu berubah warna menjadi merah. Api telah berkobar. Tidak lebih dari lima menit ilalang yang terbakar beterbangan karena angin tengah berhembus kencang. Dita dan kawan-kawan panik. Sebagian di antara mereka meloncat ke jurang, naik pohon, berlari ke arah berlawan (arah puncak) dengan maksud turun melalui jalur Cemoro Kandang di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Selanjutnya, ini cara Dita menyelamatkan diri dari kepungan api.