TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan meluncurkan rekening khusus yang disebut rekening gotong royong di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Oktober 2015. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pembukaan rekening itu dimaksudkan agar kader partainya dapat menyumbang secara beramai-ramai lewat satu rekening khusus.
Menurut dia, gerakan gotong royong ini dilakukan melalui iuran sukarela anggota serta bantuan di luar partai yang sehaluan dan seaspirasi dengan PDIP. Selain itu, katanya, rekening tersebut merupakan upaya PDIP membangun kemandirian dalam pendanaan partai. Caranya, dengan menampung iuran kader dalam rekening khusus partai.
“Harapannya setiap kader setiap tahun turut menyumbang lewat rekening ini. Nominal terkecilnya Rp 10 ribu,” kata Hasto. Di acara peluncuran rekening gotong royong tersebut, PDIP bekerja sama dengan Bank BCA dan Bank BRI, serta dengan akuntan publik yang akan memantau aliran dana di rekening.
Seusai penandatanganan itu, Hasto menjelaskan adanya rekening gotong royong tersebut membuktikan kuatnya kesadaran berpartai. Sebab partai memiliki tanggung jawab untuk melakukan pendidikan politik bagi anggota, pelaksanaan program kerakyatan partai, pemberdayaan perempuan, menejemen partai, serta program pemenangan pemilu.
Makanya, kata Hasto, nantinya dana dalam rekening gotong royong akan dialokasikan ke beberapa program. Pembagiannya, sebanyak 40 persen untuk pendidikan politik, 30 persen program kerakyatan dan pemenangan pemilu, 20 persen manajemen partai, 10 persen untuk pemberdayaan perempuan.
Hasto melanjutkan, tujuan lain pembukaan rekening khsusus tersebut untuk menghindari jebakan utang. “Hal itu pula yang harusnya diterapkan dalam pengelolaan keuangan negara,” katanya. Sejak era Orde Baru, kata Hasto, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selalu dibuat defisit. Selanjutnya, defisit APBN itu ditutup dengan utang. Padahal utang berimplikasi terhadap masalah politik.
INGE KLARA SAFITRI