TEMPO.CO, Jakarta - Kasus intoleransi meletik lagi di Yogyakarta. Kali ini, korbannya 30 imigran asal Afghanistan yang selama ini tinggal di penampungan Pondok Pemuda, Ambarbinangun, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Para imigran ini mendapat tekanan dari puluhan massa anti Syiah.
Staf di Pondok Pemuda, Ambarbinangun, Bangkit mengatakan puluhan massa tiba-tiba saja mendatangi kompleks, yang biasa menjadi lokasi penampungan para imigran, tersebut pada Senin malam, 19 Oktober 2015. Mereka datang untuk mengusir 30-an imigran, yang kebanyakan asal Afghanistan, karena dianggap menyebarkan paham Syiah.
"Sekitar tengah malam, banyak massa datang. Saya juga kaget," kata Bangkit, Selasa, 20 Oktober 2015.
Serbuan massa itu sempat menarik perhatian warga di sekitar Pondok Pemuda Ambarbingun sehingga kompleks itu dipenuhi ratusan orang. Serbuan massa ini, menurut Bangkit, mengakibatkan para imigran ketakutan. "Di antara mereka, ada satu imigran dari Myanmar yang sampai menangis di kamar mandi karena trauma dengan aksi penyerangan di daerah asalnya," kata dia.
Pemicu sebuan massa, menurut Bangkit, ialah kain panjang bertuliskan huruf arab yang dipasang mengitari dinding sebuah ruangan aula di Pondok Pemuda Ambarbinangun. Bangkit tidak tahu maksud tulisan tersebut. "Tulisan itu yang buat memang mereka sendiri, sepertinya mau buat acara, tapi saya juga tak tahu acara apa," kata dia.
Kain panjang itu berwarna hitam bertuliskan...