TEMPO.CO, Semarang - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas Satya Wacana Salatiga, Daru Purnomo, mengakui pihaknya berupaya menarik majalah Lembaga Pers Mahasiswa Lentera dari peredaran di pasaran.
Daru mengungkapkan ada tiga alasan kenapa pihaknya menarik majalah, yang menyajikan laporan peristiwa G30S 1965 tersebut, dari peredaran di publik.
Baca Juga:
“Pertama, karena LPM Lentera menyalahi prosedur. Seharusnya sebelum terbit, ada konsultasi dengan dekanat terlebih dulu,” kata Daru Purnomo kepada Tempo, Senin, 19 Oktober 2015.
Daru menyatakan prosedur penerbitan di LPM Lentera adalah konsultasi dengan dirinya atau dengan Koordinator Bidang Kemahasiswaan Fakultas. “Tahu-tahu, laporan mereka sudah terbit. Ini mereka sudah melanggar,” kata Daru.
Daru mengklaim tetap menjunjung kebebasan berekspresi mahasiswa. Tapi, ya itu tadi, harus sesuai koridor. Misalnya harus terlebih dulu konsultasi sebelum diterbitkan.
Majalah Lentera Dibredel:
Majalah Lentera Diberedel, Polisi: Sampulnya Bendera Palu Arit
Majalah Lentera Diberedel Polres Salatiga, Kapolri: Saya belum Tahu
Alasan kedua, Daru ingin agar produk LPM Lentera itu hanya didistribusikan di lingkungan civitas akademika UKSW. Nyatanya, kata Daru, majalah Lentera dijual ke pihak luar, seperti di kafe atau instansi di luar kampus.
Kemudian, Daru juga mengamati perkembangan opini publik pascalaporan Salatiga Kota Merah. Ternyata ramai sekali, termasuk di media sosial. “Banyak pro-kontra. Tapi, kecenderungannya ke arah negatif,” kata Daru.
Atas situasi itu, Daru selaku Dekan FISKOM membuat kesepakatan dengan pihak universitas dan pengelola Lentera untuk menarik majalah seharga Rp 15 ribu per eksemplar tersebut.
Daru membantah informasi yang menyebut Polres Salatiga yang menarik. Selain itu, Daru juga menjamin tidak akan memberedel serta membakar majalah Lentera. “Majalah hanya akan disimpan di fakultas,” kata Daru.
Pemimpin Redaksi LPM Lentera Bima Satria Putra mengakui dirinya sudah sepakat untuk menarik peredaran Majalah Lentera. “Tadi juga sudah ada pertemuan lagi,” kata dia.
ROFIUDDIN