TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau yang biasa disapa Risma mengatakan Kota Surabaya harus terus mengembangkan Usaha Kecil Menangah menjelang diterapkannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Menurut dia, Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan bisa menjadi barometer perekonomian kerakyatan.
“Saya yakin kedepannya bukan penjajahan fisik, namun penjajahan di bidang ekonomi,” kata Risma saat memperkenalkan Relawan Saya Surabaya, Ahad, 18 Oktober 2015.
Risma meminta agar masyarakat Surabaya terus mengembangkan sumber daya manusia untuk menghadapi integrasi ekonomi negara-negara se Asia Tenggara tersebut. Jika sumber daya manusianya unggul, Risma optimistis Surabaya bisa menjadi kota mandiri dan bertahan dalam kepungan ekonomi global. “Selain itu juga harus memiliki jiwa nasionalisme, caranya dengan mencintai dan mengonsumsi produk-produk lokal," katanya.
Menurut Risma, berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Desember 2014, nilai ekspor Indonesia mencapai 14,62 miliar dolar AS, atau mengalami peningkatan sebesar 7,38 persen dibanding ekspor November 2014. Namun, yang hal itu bertolak belakang karena angka cadangan devisa yang dimiliki Indonesia tidak mengalami kenaikan.
"Ternyata itu disebabkan oleh banyaknya pengusaha Indonesia yang menginvestasikan uangnya ke luar negeri," katanya.
MOHAMMAD SYARRRAFAH