TEMPO.CO , Jakarta: Kementerian Kesehatan mencatat ada 425.770 kasus infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi akibat bencana asap di Indonesia. Menurut Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek, kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) itu tersebar di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
"Ada yang masuk rumah sakit, tapi tidak parah," kata Nila di kompleks parlemen, Jumat, 16 Oktober 2015. "Kami sudah memberikan bantuan berupa masker, makanan, obat-obatan, dan oksigen sebanyak 30,8 ton."
Nila menjelaskan, ISPA bisa terjadi jika indeks standar pencemaran udara di atas 300 di suatu wilayah. Karena, kata dia, kualitas udara itu mengandung partikel yang akan menyebabkan infeksi.
Nila tidak menyebut partikel apa yang menyebabkan infeksi. Namun, Nila mengimbau kepada masyarakat agar menggunakan masker dan jangan keluar rumah jika udara jelek. "Rumah bisa ditutup agar udara tidak masuk ke dalam," katanya.
Dia mengaku belum mengetahui jumlah korban yang meninggal karena asap. Karena, Kementerian belum mendapatkan klarifikasi dari daerah.
Pada 11 Oktober lalu, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, bencana akibat kebakaran lahan dan hutan sejak Juni lalu telah menyebabkan 40 juta orang terpapar asap dan sembilan orang di antaranya meninggal. "Dua di antaranya sepasang suami-istri yang terkena ISPA," katanya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, mengakui pemerintah kesulitan memadamkan kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. Luhut mengatakan api yang telah dipadamkan sering kembali menyala.
Berdasarkan data BNPB, luas total hutan dan lahan yang terbakar mencapai 1,7 juta hektare. Wilayah kebakaran terbanyak berada di Sumatera Selatan, yakni 221.704 hektare.
HUSSEIN ABRI YUSUF