TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan konflik yang terjadi di Aceh Singkil terjadi tak sepenuhnya dikarenakan masalah agama. Untuk itu, Presiden Joko Widodo meminta agar penyelesaiannya dilakukan secara hati-hati.
''Harus dilihat secara menyeluruh, jadi kita tidak hanya mendapatkan potret, tetapi juga memahami sesunggunya apa yang terjadi di sana,'' kata Lukman di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat, 16 Oktober 2015. Menurutnya, tak menutup kemungkinan ada kepentingan lain yang menjadi pemicu konflik itu.
Dia menilai kejadian tersebut jauh dari ciri khas masyarakat Indonesia yang terkenal saling menghormati serta menjunjung tinggi perbedaan. ''Ini bukan karakter masyarakat kita, jadi memang kemungkinan ada sesuatu di lain di baliknya,'' ujar Lukman. Kementerian Agama sendiri, kata Lukman, sudah mengirimkan beberapa staf ke lokasi pembakaran untuk mendalami kondisi yang sebenarnya terjadi.
Selain mengirim staf, kementerian juga terus berkoordinasi dengan pemerintah Aceh. Apalagi, penyelesaian polemik itu merupakan kewenangan penuh pemerintah daerah setempat.
Satu gereja dilaporkan dibakar massa di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, Aceh Singkil, Aceh, Selasa, 13 Oktober 2015 kemarin. Bentrok terjadi antarwarga dan menyebabkan satu korban tewas. Kisruh terjadi akibat desakan warga Muslim--penduduk mayoritas di wilayah itu--agar pemerintah setempat membongkar gereja yang diduga tak berizin.
FAIZ NASHRILLAH